Jumat 26 Sep 2014 14:35 WIB

Mengenalkan Indonesia kepada Dunia

Red: operator

Perhelatan Jakarta Contemporary Ceramics Biennale #3 (JCCB #3) yang berlangsung hingga 13 Oktober mendatang menjadi sebuah langkah besar bagi seni keramik di Indonesia. Acara dua tahunan yang didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini seolah menjawab rasa penasaran seniman keramik di Jakarta, khususnya, untuk turut tampil dalam pameran berskala besar.

"Sebelumnya, Jakarta ini kota besar, tapi minim apresiasi bagi seniman keramik," ujar Rifky Effendy selaku kurator dalam JCCB. Rifky yang juga warga Jakarta mengaku prihatin dengan perkembangan seni keramik di Jakarta, dibandingkan dengan kota lain di Indonesia, seperti Bandung dan Yogyakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Raisan/Republika

"Akhirnya, saya dan Mudjo beride untuk membentuk sebuah biennale seni kontemporer, tapi khusus keramik," lanjut Rifky kepada Republika pada sela-sela pameran.

Pameran ini, menurut Rifky, juga ditujukan bagi seniman keramik dunia yang kurang lebih mengalami kasus yang sama: keterbatasan untuk masuk ke ranah seni kontemporer.

JCCB yang ketiga kalinya ini akhirnya berhasil mengajak 30 seniman luar negeri untuk ikut berpartisipasi. Tidak tanggung-tanggung, seniman-seniman mancanegara ini juga turut serta memberikan pelatihan kepada seniman-seniman muda Jakarta yang ikut dalam pelatihan keramik. "Mereka juga ngadain pelatihan, gratis bagi yang berminat. Pokoknya kami ingin memajukan keramik Indonesia," lanjut Rifky.

Ditanya tentang apresiasi seniman mancanegara saat diajak terlibat dalam praktik ini, Rifky tak butuh waktu lama untuk berpikir. "Mereka langsung tertarik! Dan itu tidak lama untuk mengajak mereka. Indonesia ini kan memang jarang ada acara besar begini. Jadi, saat tahu ada acara di sini, respons mereka positif. Bahkan, mereka memberikan tanggapan sangat baik saat opening kemarin," jelas Rifky.

Selain untuk memberikan ruang bagi seniman keramik Indonesia dan juga mancanegara dalam mengeksplorasi kreativitasnya, ajang JCCB juga jadi langkah awal memopulerkan Jakarta dan Indonesia sebagai sentra seni keramik dunia.

"Untuk pertama kalinya, Asia Tenggara punya acara besar khusus keramik di Indonesia," ujar Rifky. Namun, semua ini akan sia-sia bila tidak ada tindak lanjut dari pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, Rifky dan Mudjo selaku kurator bertekad akan terus mengadakan JCCB setiap dua tahun bak dengan atau tanpa dukungan pemerintah. rep:c85 ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement