Kamis 18 Sep 2014 14:00 WIB

Pembelajaran Bahasa Inggris tak Optimal

Red:

YOGYAKARTA -- Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia selama ini dinilai tidak optimal. Siswa Indonesia sudah mendapat pembelajaran bahasa Inggris sejak sekolah dasar (SD), tapi kemampuan bahasa Inggris siswa Indonesia masih jauh dari harapan.

"Bahkan, di kelas-kelas bahasa Inggris siswanya juga tidak siap ketika diajak berkomunikasi dengan bahasa Inggris," kata Doktor Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Ani Susanti di sela-sela Konferensi Internasional Pendidikan Bahasa Inggris, Rabu (17/9).

Konferensi tersebut diikuti 360 pendidik bahasa Inggris dari 15 negara di empat benua. Konferensi ini menghadirkan pakar pendidikan bahasa Inggris dunia Brian J Tomlinson dari Inggris, Dat Bao (Australia), Jayakaran Makunda (Malaysia), dan Tan Bee Tin (New Zealand).

Menurut Ani, setiap siswa di Indonesia rata-rata memperoleh pembelajaran bahasa Inggris selama enam tahun. Di beberapa daerah bahkan pendidikan bahasa Inggris diberikan sejak SD sehingga siswa memperoleh pembelajaran bahasa asing ini 12 tahun.

Namun, kata dia, kemampuan komunikasi bahasa Inggris para siswa tersebut masih rendah. "Ada beberapa yang lancar, tapi sebagian besar tidak siap berbahasa Inggris. Ini membuktikan pembelajaran kita tidak optimal, perlu ditinjau ulang," ujarnya.

Karenanya, melalui konferensi tersebut, pihaknya berharap ada solusi efektif bagi optimalisasi pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia. Masukan dari para pendidik bahasa Inggris di dunia akan dirangkum dan diambil nilai positifnya untuk dimasukkan dalam materi pembelajaran bahasa Inggris ke depan.

 "Kita juga akan mengembangkan strategi pembelajaran baru agar ada optimalisasi pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, setidaknya sebagai penyedia tenaga pendidik kita siapkan tenaga pendidik bahasa Inggris yang lebih andal," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Dekan FKIP UAD Trikinasih Handayani. Menurutnya, dibutuhkan terobosan-terobosan baru dalam sistem pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia agar hasilnya optimal.

Salah satunya, kata dia, adalah pengembangan sistem belajar aktif atau active learning. Sistem ini kurang banyak dikembangkan, padahal sistem ini sangat mengena dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Karena, dengan sistem aktif ini akan menimbulkan rasa senang pada diri siswa terhadap pembelajaran bahasa tersebut. "Dari rasa senang maka bahan ajar apa pun  mudah dicerna dan diingat siswa," katanya.

Sementara itu, guru besar Pendidikan Bahasa Inggris Brian J Thomlinson yang juga dari Inggris saat memberikan materi pada konferensi tersebut mengatakan, pembelajaran bahasa Inggris memang harus dilakukan secara aktif, siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran tersebut. "Pembelajaran tidak bisa hanya dilakukan secara teks book atau berdasarkan buku semata, tetapi harus ada tambahan materi yang diberikan," ujarnya.

rep:yulianingsih  ed: muhammad hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement