Senin 15 Sep 2014 15:30 WIB

Banyak Data Kesehatan Jamaah Ditutupi

Red:

JEDDAH -- Tim dokter dan petugas kesehatan di Balai Kesehatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Arab Saudi, mempersoalkan kelengkapan data riwayat kesehatan jamaah calon haji (calhaj). Data tersebut harusnya tercatat di buku kesehatan yang ditandatanani puskesmas atau RSUD di lokasi jamaah.

Minimnya data itu membuat tim dokter dan petugas kesehatan di Klinik Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Jeddah di Oktagon di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, mengalami kesulitan saat menangani calhaj yang bermasalah dalam kesehatannya.

"Bahkan, ada jamaah yang tidak dibekali obat saat terbang dari Indonesia ke Jeddah. Buku kesehatan jamaah calhaj minimal diisi lengkap. Tapi, ini tim kesehatan banyak menyembunyikan kondisi kesehatan jamaah sesungguhnya," ujar Kepala Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Jeddah, dokter Agus Hidayat di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (12/9) sore waktu Arab Saudi (WAS).

Dia mencontohkan, jamaah calon haji bernama Yasmi Aji Amit (91 tahun) dari Embarkasi Padang yang kini masih dirawat di RS International King Fadh Jeddah karena sakit hipertensi, asma, dan gagal ginjal. "Sekarang, Yasmi harus cuci darah di rumah sakit tersebut. Tidak ada keterangan soal sakitnya ini di buku kesehatan," kata Agus.

Setelah mendarat di Bandara Jeddah pada Ahad (7/9), Yasmi langsung dirawat di Klinik Kesehatan Oktagon, kemudian dirujuk ke RS International King Fadh Jeddah. Saat dokter jaga di Oktagon menanganinya, kata Agus, dia kesulitan mengetahui penyakit Yasmi. Yasmi mengaku bahwa menurut dokternya di Padang, ia mengalami gagal ginjal kronis. "Tapi, di buku kesehatan enggak dicantumin informasi soal itu," kata dr Douven, dokter jaga saat tu.

Dalam pelaksanaan ibadah haji, jelas Agus, kategori untuk kesehatan sudah jelas. Kondisi jamaah calon haji dibagi tiga, jamaah mandiri, jamaah yang membutuhkan bantuan, dan jamaah yang membutuhkan observasi. Jamaah yang dilarang masuk Arab Saudi adalah penderita TBC (kuman positif), cacar air yang perlu karantina, dan herpes.

Kalau sakit kronis yang memerlukan bantuan, mereka masih bisa diberangkatkan. "Jadi enggak harus disembunyikan penyakitnya," urainya. Ke depan, Agus berharap, tim kesehatan di Tanah Air lebih transparan menyebutkan kondisi kesehatan jamaah calon haji agar penanganan yang diberikan tim medis di Tanah Suci bisa tepat dan cermat.

rep:zaky al hamzah  ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement