Ahad 14 Sep 2014 19:35 WIB

Penyandang Tunarungu Ajarkan Bahasa Isyarat Gratis

Aplikasi bahasa isyarat
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Aplikasi bahasa isyarat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para penyandang tunarungu yang tergabung dalam Pusbisindo (Pusat Bahasa Isyarat Indonesia) rutin mengajar bahasa isyarat kepada masyarakat umum dalam acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) tanpa memungut biaya.

"Kami senang mengajari masyarakat yang tertarik dengan bahasa isyarat. Mereka datang setiap minggu untuk terus berlatih agar bisa berkomunikasi dengan lancar," kata pengurus Pusbisindo dan Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Agus Subroto di Jakarta, Ahad (14/9).

Agus beserta lima pemuda tunarungu lainnya terus mengajak masyarakat untuk mempelajari bahasa isyarat Indonesia (bisindo) agar kaum tunarungu tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi secara normal. Salah satu pengajar bisindo, Phieter Angdika mengaku tidak malu untuk mengajar bisindo saat HBKB karena kegiatan ini bersifat sosial serta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memahami bisindo.

Untuk belajar bisindo, masyarakat dapat mendatangi langsung komunitas ini yang berkumpul di depan Kedutaan Jerman, Bundaran Hotel Indonesia setiap HBKB. Sebanyak lima pemuda siap mengajarkan bisindo pada masyarakat yang berminat.

Pengunjung akan diberikan kartu anggota untuk ditandatangangi oleh pengajar bisindo setiap kali mereka datang berlatih.

Pembelajaran dilakukan bertahap selama 10 pekan secara rutin, yakni mengisyaratkan huruf pada pertemuan pertama, angka pada pertemuan kedua, dan hari pada pertemuan ketiga. Untuk pertemuan keempat dan seterusnya, masyarakat dapat berlatih percakapan hingga lancar.

Mulai dari anak-anak hingga dewasa antusias belajar bisindo, salah satunya Aisyah yang tengah semangat mengikuti arahan pengajar. "Saya baru dua kali datang ke sini dan sudah bisa mengisyaratkan nama. Namun, agak kesulitan kalau isyarat huruf F karena suka terbalik," kata murid kelas lima Sekolah Dasar itu.

Komunitas yang didirikan pada 2004 ini pun memberikan sumbangsih mereka dengan mengajar di beberapa universitas dan lembaga, antara lain Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Negeri (UIN), Mimi Institut, Dompet Dhuafa, dan Gereja Katedral.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement