Selasa 09 Sep 2014 15:00 WIB

Oktober, Biaya ATM Naik

Red:

JAKARTA — Perbankan dalam negeri selalu membebankan biaya administrasi kepada nasabah, mulai dari biaya tabungan sampai tarik tunai melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Mulai bulan depan biaya administrasi di ATM, baik jaringan ATM Bersama maupun ATM Prima, akan naik.

Kenaikan ini berlaku efektif mulai 1 Oktober 2014. Besaran kenaikan berkisar Rp 1.000 sampai Rp 2.500 untuk setiap transaksi. Dengan kenaikan ini, para pemiliki kartu ATM harus membayar lebih jika melakukan transaksi selain di mesin ATM penerbit kartu.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/ Adhi Wicaksono

Warga melakukan transaksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Rabu (30/7).

Pihak bank beralasan kenaikan tersebut disebabkan bertambah mahalnya biaya operasional dan harga mesin ATM. Kenaikan biaya ATM telah didiskusikan oleh perbankan, PT Artajasa Pembayaran Elektronis selaku pengelola jaringan ATM Bersama, dan PT Rintis Sejahtera selaku pengelola jaringan ATM Prima.

Senior Vice President Electronic Banking Bank Mandiri, Rahmat Broto Triaji, mengatakan, kenaikan biaya interkoneksi antarbank ini disebabkan adanya pengaruh dari kenaikan inflasi, biaya  maintenance, dan juga biaya operasional ATM. "Dalam enam hingga tujuh tahun terakhir, bank yang mempunyai ATM dan terkoneksi ATM Bersama perlu melakukan investasi dan mengeluarkan biaya operasional," ujarnya di Jakarta, Senin (8/9).

Ia menegaskan bahwa kenaikan biaya administrasi transaksi transfer beda bank bukan upaya perbankan untuk meningkatkan fee based income atau pendapatan berbasis jasa. Namun, lebih pada penyesuaian dari mahalnya biaya pengelolaan ATM, mahalnya pengelolaan uang tunai, biaya logistik, dan kenaikan biaya distribusi uang.

"Pengelolaan ATM, pengelolaan uang tunai, biaya logistik, biaya distribusi untuk pengelolaan uang itu mahal. Sebab, mesin ATM tentu harus diisi dan hal itu memerlukan biaya. Biaya bensin saja tiap tahun naik, jadi wajar kalau biaya distribusinya naik," kata Rahmat memaparkan.

Senior Executive Vice President Transactional Banking Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans, mengatakan, satu unit ATM memiliki harga berkisar 7.000-8.000 dolar AS. Selain itu, biaya  operasionalnya pun mahal. Bank Mandiri selama ini mengeluarkan Rp 16-17 juta per bulan untuk biaya amortisasi, telekomunikasi, dan pengisian uang. "Kita ancang-ancang untuk jangka panjang supaya bank-bank kecil mulai persiapan. Kalau tidak, bank yang ATM-nya banyak yang menanggung,"ujarnya.

Bank Mandiri menargetkan memiliki 15.500 unit ATM hingga akhir tahun. Saat ini, bank pelat merah tersebut baru memiliki 12.500 unit ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

Bank OCBC NISP akan menyesuaikan biaya transaksi ATM. Penyesuaian biaya bergantung pada jenis nasabah dan jenis transaksi. "Kita hanya menyesuaikan mengikuti kenaikan yang ditentukan oleh Prima dan Bersama," ujar Senior Corporate Executive Consumer Banking Bank OCBC NISP, Ka Jit.

Ka Jit mengatakan, kenaikan biaya berdasarkan keputusan bank pemilik mayoritas jaringan. Selain itu, Bank OCBC NISP tetap akan menggratiskan transaksi ATM yang dilakukan oleh nasabah Tabungan Tanda 360 dan Premier.

rep:satya festiani  ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement