REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah atlet, pelatih, mantan atlet, dan pelatih membentuk Komite Nasional Atlet dan Pelatih Indonesia (Komnas API) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup insan olahraga.
"Persoalan olahraga tiap tahun semakin banyak. Begitu pula atlet dan pelatihnya, banyak yang belum sejahtera, padahal mereka sudah membuat nama Indonesia mendunia," kata Inisiator Komnas API Suryadi Gunawan dalam acara Deklarasi dan Rembug Nasional Komnas API di Jakarta, Selasa (9/9).
Suryadi yang mantan atlet gulat itu menuturkan ada banyak kisah mengharukan atlet dan pelatih yang tadinya bisa mengharumkan nama bangsa tetapi kini hidupnya berakhir mengenaskan.
Padahal, atlet dan pelatih punya hak mendasar yang sama sebagai rakyat Indonesia untuk mendapatkan kehidupan layak, pendidikan serta kesehatan.
Suryadi mengatakan Undang-Undang Sistem Keolahragaan nasional Nomor 3 Tahun 2005 juga menyatakan adanya tunjangan kesejahteraan bagi para atlet dan pelatih, meski hingga kini belum dirasakan oleh insan olahraga.
"Oleh karena itulah organisasi ini diharapkan bisa menjadi wadah yang berisi relawan yang akan berjuang demi bangsa, khususnya olahraga," katanya.
Senada juga disampaikan oleh Dewan Pembina Komnas API Rieke Dyah Pitaloka. Menurut politisi itu, atlet, pelatih, mantan atlet dan mantan pelatih juga harus mendapatkan prioritas dalam segi kesejahteraan.
Terlebih, menurut dia, olahraga merupakan jalan di mana masyarakat bisa langsung menunjukkan rasa nasionalisme, bukan hanya sekedar lewat lagu kebangsaan atau pengibaran bendera.
"Atlet dan pelatih juga adalah rakyat yang harus dilindungi, disejahterakan dan dicerdaskan. Mereka, baik yang masih berjuang atau sudah pensiun, tidak boleh dianaktirikan," ujarnya.
Rieke berharap, organisasi yang dibentuk oleh insan olahraga itu sendiri bisa benar-benar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan atlet dan pelatih.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
