Senin 08 Sep 2014 12:00 WIB

Melongok Produksi Truk Fuso di Jepang

Red:

PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) Motors mengajak para wartawan Indonesia untuk melihat dari dekat aktivitas perakitan truk Fuso di pabrik Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Kawasaki, Prefektur Kanagawa, Jepang, akhir Agustus lalu.

Pabrik seluas 431.000 meter persegi tersebut mampu memproduksi berbagai jenis truk, baik truk ringan (light duty truck), sedang (medium duty truck), dan ukuran besar (heavy duty truck). Di pabrik ini juga terdapat pusat riset dan pengembangan Mitsubishi.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Oky Lukmansyah/ANTARA

Truk Fuso(Ilustrasi)

"Perusahaan meneliti dan mengembangkan teknologi emisi, pengurangan suara bising, daur ulang parts dan material. Begitu juga dengan sistem hybrid electrik propulsion dan teknologi keamanan aktif dan pasif," ujar Yoshiro Motoyama, Senior Vice President Head of Operations Truck and Buses MFTBC.

Menurut Motoyama, Kawasaki Plant adalah pabrik perakitan terbesar Fuso untuk jenis medium dan heavy duty truck (HDT) untuk pasar Jepang maupun ekspor. Untuk produk light duty truck (LDT), Kawasaki Plant mampu membuat proses perakitan dari awal hingga akhir dalam waktu tiga hingga empat jam dengan total varian hingga 1.200-1.300 untuk seluruh pasar di dunia.

Untuk LDT, Kawasaki Plant melakukan standar dua sif dengan produksi sebanyak 15 hingga 20 truk per jam atau sekitar 280 unit per hari. Sementara, untuk medium dan HDT juga melakukan dua sif dengan menghasilkan 10 truk per jam atau setara dengan 80 unit truk per hari tanpa overtime.

Untuk medium ligth duty (MLD) truk bisa memakan waktu perakitan lima hingga enam jam, dari awal hingga akhir. Total ada 40 stasiun  yang masing-masing membutuhkan perakitan selama 10 menit. Untuk memproduksi satu unit heavy truck, mulai dari sasis sampai dirakit hingga kendaraan bisa dijalankan, para pekerja membutuhkan waktu sekira 30 menit. Line produksi bisa terus digunakan tanpa harus menunggu penyelesaian satu kendaraan.

Truk-truk Fuso sudah menggunakan terknologi duomic yang membuat kendaraan lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar, transmisi otomatis dual clutch, serta yang teknologi hybrid electric vehicle. "Memang ada truk yang tidak hybrid, tapi seluruhnya mesin diesel. Namun, tetap saja truk itu ramah lingkungan," tegas Motoyama.

Dijelaskan, selain perakitan, pabrik Fuso di Kawasaki juga melakukan pengecatan bodi. Truk konsep Canter Canna yang pada Toyota Motor Show (TMS) ke-43 diperkenalkan, juga dicat di pabrik ini. Seperti diketahui Canna diproduksi untuk kalangan perempuan profesional sehingga warna merah jambu menyelimuti seluruh bodi kendaraan serta interiornya.

Selain melayani penjualan pasar di Jepang, Kawasaki Plant juga melayani 150 negara untuk mengekspor  produk LDT, MDT, dan HDT yang dibagi menjadi completely knock down (CKD) dan completely built unit.

"Sebanyak 80 persen produk di Kawasaki Plant untuk ekspor yang terbagi 50 persen untuk CKD dan 50 persen CBU. Dari 170 unit yang kami ekspor, 40 persennya dikuasai oleh pasar Indonesia. Truk hasil produksi juga sebagian besar dikirim ke pasar Timur Tengah dan negara lain, seperti Australia," terang Motoyama.

Kawasaki Plant sudah mulai berproduksi sejak 1940. Pihaknya selalu melakukan pengembangan-pengembangan guna memudahkan proses produksi. Misalnya, dulu menggunakan tenaga manusia, kini menggunakan mesin untuk beberapa bagian produksinya.

 

Sementara itu, Director of Operation Trucks and Buses Domestic Operations Trucks and Buses MFTBC Toshiyasu Kawasaki mengatakan, produksi truk di pabrik di Kawasaki sempat merosot tajam pada 2009 sebagai dampak dari krisis ekonomi. Saat itu, penjualan truk Mitsubishi secara global tidak menembus angka 100 ribu unit.

"Pasar terbesar penjualan truk berada di luar Jepang. Pasar kendaraan niaga komersial, terutama truk, di Jepang sudah berada di posisi yang jenuh, tidak banyak seperti dulu. Sebanyak 70 sampai 80 persen truk diekspor," ungkap Kawasaki.

Sedangkan, Unit Head Marketing Unit MFTBC Marketing Divison PT KTB Daigo Fukomoto menambahkan, perlahan kondisi pasar truk membaik terutama di pasar Indonesia. Pada 2012, penjualan global Fuso menembus angka 150 ribu unit dan Indonesia merupakan pasar terbesar penjualan Fuso. Bahkan, selama 2013, MFTBC memperkirakan, penjualan global Fuso bisa menembus angka 150 ribu unit.

Fukomoto memaparkan, di Indonesia total penjualan truk Fuso pada 2013 mencapai 66.261 unit atau 46,1 persen dari total penjualan kendaraan niaga nasional yang mencapai 143.601 unit. Dan, periode Januari hingga Juli 2014, MFTBC sudah mengantongi penjualan hingga 34.600 unit.

Di kelas truk medium, periode Januari-Juli 2014, MFTBC baru berhasil menjual sebanyak 2.600 unit atau market share 23 persen.

"Selain itu, para pengguna truk lebih lama mempertahankan kendaraan mereka sehingga tidak cepat menjualnya lalu membeli yang baru. Itulah kelebihan dari Mitsubishi Truck Fuso yang sangat digemari di Indonesia. Kami memang berkomitmen membantu masyarakat Indonesia dengan menggunakan produk kami untuk meningkatkan aktivitas bisnis masyarakat," paparnya. rep:rusdy nurdiansyah ed: anjar fahmiarto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement