Senin 08 Sep 2014 12:00 WIB

Mursi Dituding Bocorkan Dokumen Rahasia ke Qatar

Red:

KAIRO – Mantan presiden Mesir Muhammad Mursi bersama sembilan orang lainnya didakwa membahayakan keamanan nasional, Sabtu (6/9). Mereka diyakini telah membocorkan dokumen rahasia negara ke negara lain, Qatar.

Hubungan Qatar dan Mesir memburuk sejak Juli 2013 lalu. Terutama sejak Kepala Angkatan Bersenjata Mesir Abdul Fattah al-Sisi menggulingkan Mursi melalui kudeta. Qatar mendukung Mursi yang dijebloskan ke penjara bersama ribuan pendukungnya.

Sejumlah sumber keamanan mengungkapkan, bulan lalu Mesir menyelidiki kasus Mursi. Ini berkaitan dengan pembocoran dokumen ke Qatar dan stasiun televisi Aljazirah. Hasil penyelidikan menunjukkan bukti terjadinya kegiatan mata-mata oleh Mursi dan anggota IM.

‘’Penyelidikan menemukan fakta terjadi konspirasi besar IM melawan negara melalui jaringan mata-mata,’’ demikian bunyi dokumen yang memuat hasil penyelidikan setebal tiga halaman. Kejaksaan mengungkapkan, para pembantu mursi terlibat.

Mereka memberikan dokumen rahasia negara kepada intelijen Qatar dan Aljazirah. Isi dokumen itu berupa lokasi penyimpanan serta senjata yang dimiliki angkatan bersenjata Mesir. Selain itu, dokumen juga mengungkap kebijakan dalam negeri dan luar negeri Mesir.

Berdasarkan penyelidikan, sekretaris Mursi, Amin al-Srifi, menyalahgunakan posisinya. Dia menyelundupkan dokumen-dokumen itu ke jurnalis Aljazirah asal Yordania, Alaa Sabalan, melalui anak perempuannya, Karima.

Selanjutnya, Sabalan terbang ke Doha dan bertemu dengan redaktur berita Aljazirah Ibrahim Hilal dan pejabat senior intelijen Qatar. Sebagai imbalan menyerahkan dokumen rahasia itu, para pembantu Mursi memperoleh 1 juta dolar AS.

Sebagian dana itu dibayarkan setelah dokumen rahasia diserahkan. Pembayaran dilakukan di Bandara Doha oleh pramugara Egyptair. Kejaksaan Mesir mendakwa Mursi dan dua pembantunya, yakni Abdelatti dan Srifi. Sabalan dan Hilal juga didakwa.

Pemerintah Mesir sudah lama mencurigai Qatar dan siapa pun yang mendukung IM. Bahkan, Mesir sejak lama menutup kantor Aljazirah di Kairo. Awal tahun ini, pengadilan Mesir mengirim tiga jurnalis Aljazirah ke penjara dengan hukuman sepuluh tahun.

Kementerian Luar Negeri Qatar di Doha belum memberikan tanggapan atas tudingan ini. Sedangkan, Aljazirah, yang sudah dilarang di Mesir, membantah. Mereka menyatakan tak pernah memberikan dukungan terhadap IM. IM menyebutnya sebagai dakwaan politis.

‘’Persidangan terhadap Mursi bersifat politis,’’ kata juru bicara IM yang berbasis di Inggris, Abdulla El-Haddad melalui surat elektronik. reuters ed:ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement