Selasa 02 Sep 2014 17:30 WIB

1.600 Balita Rawan Gizi Buruk

Red:

CIREBON –– Tiga dari 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon masuk kategori rawan gizi buruk. Lebih dari 15 persen bayi usia lima tahun (balita) yang ada di tiga kecamatan tersebut menderita kurang gizi dan gizi buruk.

Ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Suranenggala, Kecamatan Tengah Tani dan Kecamatan Klangenan. Dari tiga kecamatan tersebut, lebih dari 1.600 bayi menderita gizi buruk. "Suatu kecamatan dikatakan rawan gizi buruk jika terdapat penderita kurang gizi lebih dari 15 persen," ujar Se kretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon Abdullah Subandi, Senin (1/9).

Balita penderita kurang gizi dan gizi buruk di Kecamatan Suraneng gala mencapai 518 dari 3.201 balita yang ditimbang di daerah tersebut atau sekitar 16,2 persen. Di Kecamatan Tengah Tani, terdapat 530 balita kurang gizi dari 3.322 balita yang ditimbang atau sekitar 16 persen. Se dang kan, terdapat 649 atau 15,2 persen balita yang menderita kurang gizi dari total 4.263 balita yang ditimbang di Kecamatan Klangenan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Adhi.W

Cegah Balita Gizi Buruk

Status gizi buruk sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita. Kondisi tersebut menjadi salah satu perhatian utama Dinkes Kabupaten Cirebon tahun ini. Abdullah mengatakan, pemerintah daerah pun sudah mengambil sejumlah langkah, di antaranya dengan pemberian makanan tambahan untuk menekan angka kurang gizi.

Abdullah mengatakan, pemberian makanan tambahan tidak hanya kepada balita, tetapi juga pada ibu hamil. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan asupan gizi yang cukup, termasuk untuk janin yang mereka kandung.

Hal ini bertujuan agar ibu hamil dapat melahirkan dengan sehat. "Dengan adanya pemberian gizi tambahan, diharapkan kualitas kesehatan dan angka harapan hidup masyarakat di Kabupaten Cirebon me ningkat," kata Abdullah.

Berbeda dengan tiga kecamatan tersebut, Kecamatan Lemahabang termasuk dalam kategori kecamatan dengan gizi terbaik di Kabupaten Cirebon. Di kecamatan tersebut, hanya ada 131 bayi yang menderita kurang gizi dari total 4.039 bayi ditimbang atau sebesar 3,2 persen.

Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi mengatakan, salah satu faktor penyebab masih tingginya angka penderita gizi buruk di Kabupaten Cirebon adalah kurangnya tenaga kesehatan. Belum semua puskesmas memiliki jumlah tenaga kesehatan yang me madai. Idealnya, satu puskesmas harus memiliki sedikitnya tiga tenaga kesehatan.

Sunjaya mengatakan, kurang gizi tidak hanya disebabkan oleh kurangnya tenaga kesehatan, tetapi juga minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang nilai gizi. Masyarakat dinilai tidak memahami tentang asupan makanan yang dibutuhkan setiap hari, terutama untuk anak balita.

Pemerintah Kabupaten Cirebon berupaya mengantisipasi persoalan ini dengan menambah tenaga kesehatan. "Kami berencana membuka penerimaan tenaga kesehatan baru, khususnya yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS)," ujar Sunjaya. rep:lilis sri handayani ed: friska yolandha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement