Selasa 02 Sep 2014 15:30 WIB

Industri Asuransi Jiwa Tumbuh Positif

Red:

JAKARTA -- Meningkatnya wawasan masyarakat akan pentingnya asuransi dan tingginya kepercayaan terhadap perusahaan asuransi membuat industri asuransi Indonesia pada kuartal kedua 2014 menunjukkan pertumbuhan positif.

Total pendapatan industri asuransi meningkat 11,5 persen menjadi Rp 76,60 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 68,72 triliun. Meski total pendapatan premi, terutama premi bisnis baru, mengalami penurunan.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, total pendapatan premi kuartal II tahun ini Rp 53,58 triliun atau turun 2,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 54,94 triliun. Pada kuartal II total premi baru Rp 30,57 triliun atau tergerus 16,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Sedangkan, untuk premi lanjutan meningkat 25 persen menjadi Rp 23,01 triliun.

"Industri asuransi jiwa tetap tumbuh didorong oleh peningkatan kepercayaan dan kesadaran nasabah mengenai pentingnya asuransi jiwa sebagai perlindungan jangka panjang," kata Hendrisman di Jakarta, Senin (1/9). Namun, melambatnya pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan pemilu membuat nasabah menunggu perkembangan kondisi politik nasional.

Untuk pendapatan dari hasil investasi naik 75 persen menjadi Rp 20,78 triliun dari Rp 11,82 triliun pada 2013. Menurut Hendrisman, total klaim dan manfaat yang dibayarkan pada kuartal II ini Rp 33, 8 triliun. Jumlah ini turun 1,4 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Adapun total pembayaran klaim kesehatan Rp 3,39 triliun atau naik 21 persen dari 2013. Hal serupa juga terjadi pada pembayaran klaim kematian yang meningkat 7,4 persen dari Rp 2,52 triliun menjadi Rp 2,70 triliun.

 

"Dari data tahunan yang kami amati, peningkatan jumlah pembelian asuransi biasanya meningkat pada kuartal tiga dan empat," kata Hendrisman.

Dari beragam jenis asuransi jiwa, produk unitlink menyumbang pendapatan premi terbesar hingga 57,5 persen. Tapi, pertumbuhannya melambat dibandingkan produk asuransi jiwa tradisional yang masih tumbuh 1,4 persen.

AAJI optimistis industri asuransi jiwa masih akan tumbuh setidaknya 15 persen hingga akhir tahun ini. Jumlah nasabah hingga periode ini turun 44,4 persen dari tahun lalu menjadi 46,41 juta nasabah. Ini disebabkan berkurangnya tertanggung kumpulan dan penggunaan asuransi perjalanan yang hanya digunakan sekali.

 

Sedangkan, tertanggung individu naik 6,5 persen menjadi 11,30 juta jiwa. Ini menunjukkan pemahaman yang lebih baik akan proteksi diri bagi masa depan.

 

Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan, melihat positifnya pertumbuhan ini, 50 perusahaan anggota AAJI berkomitmen terus mengedukasi nasabah. Sebab, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih tergolong rendah.

"Jika dulu hanya dua perusahaan yang memerhatikan edukasi nasabah, saat ini Otorotas Jasa Keuangan (OJK) mengharuskan semua perusahaan melakukan itu," tutur Nini.

 

Peran agen dalam edukasi nasabah menjadi penting. AAJI menargetkan 500 ribu agen pada 2015. Saat ini, agen asuransi mencapai 375.253 orang. rep:fuji pratiwi ed: nur hasan murtiaji

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement