Selasa 02 Sep 2014 00:33 WIB

Hanya Satu Persen PTS di Indonesia Yang Siap Hadapi MEA

Rep: Yulianingsih/ Red: Esthi Maharani
Asosiasi perguruan tinggi swasta Indonesia (APTISI) memberikan beasiswa kepada korban erupsi gunung Kelud Kediri, Senin (25/6).
Foto: Dok. Aptisi
Asosiasi perguruan tinggi swasta Indonesia (APTISI) memberikan beasiswa kepada korban erupsi gunung Kelud Kediri, Senin (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagian besar perguruan tinggi (PT) di Indonesia belum siap menghadapi pemberlakuan //ASEAN Economi Community// atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Bahkan untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) hanya sekitar 1 persen saja yang sudah siap menghadapi hal tersebut.

Ketua Umum Assosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat, Edy Suandi Hamid mengatakan, jumlah lembaga PT di Indonesia memang semakin banyak. Namun hal in belum dibarengi dengan pembinaan, pengarahan serta kebijakan yang baik untuk meningkatkan kualitas.

Karenanya sebagian besar PTS dan juga PTN khususnya di luar Jawa akan sulit menghadapi persaingan bebas dengan PT berkelas dunia di ASEAN seperti di Singapura, Malaysia, Thailand dan Fhilipina.

"Jumlah PTS di Indonesia ini ada 3.385 lembaga, dari jumlah tersebut hanya sekitar satu persen saja yang sudah siap menghadapi MEA tersebut, yaitu yang kuat secara kelembagaan, SDM dan juga memiliki jaringan kuat di luar negeri," katanya, Senin (1/9).

Menurutnya, APTISI secara kelembagaan terus melakukan penguatan terhadap PTS yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah dengan membuka jaringan antar PT di luar negeri antara lain dengan Australia, Cyprus, Cina dan sebagainya.

"Pengelola PT di tanah air ini harus bekerja ekstra keras bersaing dengan negara ASEAN, khususnya empat negara tadi karena mau tidak mau kita tiidak bisa mengatakan tidak siap. Di Undang-undang sudah dibuka kran kebebasan PT tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement