Ahad 31 Aug 2014 18:50 WIB

Pergulatan Panjang Arsitektur Islam dan Eropa

Red: operator

Sebenarnya, gaya arsitektur di dunia Islam saat ini tidak lepas dari akar sejarahnya, percampuran panjang arsitektur Yunani, Romawi, dan Bi zan tium pada masa lalu. Hal itu juga di adopsi oleh para arsitek Muslim pada masa kejayaan Islam. Ini terlihat pada bangunan Dome of Rock atau Masjid Kubah Batu (Qubbatush-shakhra) di Yerusalem.

Masjid yang dibangun pada 692 Masehi ini mengambil gaya aristektur Bizantium berupa mozaik dinding dan gaya heksagonalnya.Dengan penambahan identitas visual baru Islam yang menekankan geometris bunga, kaligrafi Alquran yang tidak pernah ada sebelumnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Walaupun gaya Yunani dan Romawi telah mengenal desain bunga pada bangunannya, gaya arsitektur Islam membuat seni ini ke tingkat yang lebih baru menghasilkan gaya khas tersendiri.

Ini juga yang terjadi pada bentuk kubah warisan Bizantium yang diciptakan kembali pola lengkungannya oleh arsitek Muslim.

Contohnya, mihrab. Bentuk relung khusus bangunan untuk imam yang menghadap ke Ka'bah. Gaya ini bisa dilihat pada seluruh bangunan bersejarah Muslim di seluruh dunia, termasuk Taj Mahal di India, Masjid Sultan Ahmet di Istanbul, Turki, dan gaya Arab yang hijau kebiruan di Masjid Shah di Esfahan Iran.

Di sisi lain, arsitektur Islam juga telah memengaruhi budaya Eropa jauh sebelum bentuk bangunan budaya Amerika. Ini terlihat pada bangunan-bangunan Venesia di kawasan pantai Adriatik Italia. Dalam buku Venice rep:Amri Amrullah ed:nashih nasrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement