Kamis 01 May 2008 21:56 WIB

Jaga Kebersihan dan Kesehatan Daerah 'V'

Red:

Hidup bersih sangat berharga. Selain menerapkan gaya hidup bersih, membersihkan badan menjadi sangat penting. Begitulah, mandi dua kali sehari menjadi keharusan. Juga mengganti semua baju dan perlengkapan busana yang menempel di badan, seperti celana dalam, bra, dan kaos.

Dengan hidup bersih, setidaknya kita bisa menghindar dari bau badan, penyalit kulit, dan lainnya. Yang juga sangat penting dijaga adalah kesehatan daerah kewanitaan 'V'.

Alat vital (vagina) pada wanita tidak saja sebagai alat berhubungan pasutri tapi juga alat reproduksi. Bila vagina kurang bersih, bersiap-siap saja menerima akibatnya berupa berbagai jenis gangguan di antaranya keputihan hingga infertilitas (kemandulan). Padahal, menjaganya bisa lebih mudah dan murah ketimbang terlanjur berurusan dengan pengobatan medis.

Untuk berhati-hati jika langkah menjaga kebersihan ditafsirkan sebagai mencuci atau membersihkannya dengan cairan pembersih dan mewangian yang banyak dijual di pasaran.

Spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budhi Jaya, Jakarta Selatan, dr RM Denny Dhanardono, MPH&TM, SpOG, menjelaskan, pada dasarkan dalam saluran vagina terdapat flora-flora normal yang berfungsi menghasilkan asam laktat yang akan menjaga kadar pH alami dalam vagina dan berfungsi membunuh semua bakteri, virus, serta jamur yang masuk ke dalam saluran reproduksi tersebut.

Kebiasaan membersihkan vagina dengan berbagai cairan kimia dan sabun-sabun sebenarnya justru dapat membunuh flora-flora normal tadi sehingga asam laktat tidak dapat lagi berproduksi. Ini mengakibatkan terganggunya kadar pH atau keasaman dalam vagina.

''Penggunaan panty liner dan jenis-jenis pembalut yang amat tipis juga dapat membawa akibat buruk bagi vagina,'' tutur dokter yang juga berpraktik di RSIA Hermina Depok, Jawa Barat, itu.

Menurutnya, tipisnya panty liner dan berbagai pembalut yang diklaim oleh produsennya sebagai peningkat daya serap cairan justru membawa dampak buruk bagi flora-flora normal dalam vagina.

Semakin tinggi kemampuan panty liner dan pembalut menyerap cairan semakin rapat pori-pori pada produk tersebut. Karena terlalu rapat pori-porinya, pembalut demikian justru dapat membuat vagina kekurangan oksigen dan akhirnya membunuh flora-flora normal di sana.

''Sebaiknya kurangi penggunaan panty liner sehari-hari. Cukup gunakan celana dengan bahan dasar katun dan sering-seringlah menganti celana dalam apabila mulai terasa lembab atau kurang nyaman,'' tegasnya.

Bila sedang menstruasi, lanjut Denny, sering-seringlah mengganti pembalut. Hindari pemakaian pembalut yang dipakai terus-menerus karena akan mengurangi pasokan udara bagi flora-flora alami yang ada dalam vagina.

''Cara terbaik membersihkan vagina sebenarnya cukup dengan membilas vagina dengan air basah yang hangat atau dingin. Penggunaan berbagai pembersih vagina yang menggunakan bahan kimia hanya boleh dilakukan atas anjuran dan dengan pengawasan dari dokter,'' ujar alumnus Universitas Airlangga ini.

Keputihan

Salah satu perilaku salah dalam membersihkan vagina adalah gangguan kesehatan berupa keputihan. Pada dasarnya, ungkap Denny, keputihan dapat terjadi normal menjelang haid. Keputihan ini berwarna putih jernih dan tidak berbau.

Akibat tekanan pekerjaan hingga stres pun dapat menyebabkan keputihan.  Stres memacu kerja hormon estrogen sehingga memproduksi lendir keputihan. Keputihan jenis ini, ungkap Denny, akan berhenti dengan sendirinya apabila Anda meluangkan waktu untuk bersantai dan beristirahat sejenak.

Sedangkan keputihan yang tidak normal terjadi akibat masuknya kuman, bakteri, parasit, dan jamur yang ada di mana-mana. Ciri khas tidak normal adalah keputihan yang berubah warna menjadi kuning atau kehijauan dan berbau amis. Apabila mendapati lendir seperti ini sebaiknya segera periksakan ke dokter.

''Keputihan yang demikian dapat mengakibatkan imbulnya infeksi yang menyebar ke daerah sel telur dan rahim. Tanda-tanda mulai terjadinya infeksi keputihan yang menyebar antara lain dengan munculnya demam dan rasa nyeri ketika akan buang air kecil,'' ungkap Denny. ci2

Advertisement