Senin 13 Jun 2011 12:43 WIB

Menghapus Kesan Angker Kuburan, 200-an Pemakaman Disulap Jadi Hutan Mini

Rep: Edy Setyoko/ Red: Didi Purwadi
Kuburan (ilustrasi)
Foto: ksacc.com
Kuburan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO - Gelap dan kumuh menambah kesan angker kuburan. Namun, kesan itu nantinya tak bakal ditemukan di Solo.

Hal ini terjadi setelah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menjalankan program Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ini sebuah program yang menyulap bekas taman makam menjadi hutan mini.

DKP Solo saat ini sudah mendata ulang jumlah makam yang ada di 51 kelurahan. Terutama, pemakaman yang sudah ditutup lantaran kuburan sudah melebih kapasitas daya tampungnya. Hasil pendataan tercatat 200-an makam kampung sudah ditutup untuk mengubur jenazah.

Data tersebut kemungkinan berubah. ''Masih kita lakukan update lagi,'' tutur Kepala DKP, Satriyo Teguh Subroto.

Satriyo membentuk tim kecil bertugas melakukan pendataan pasti makam yang akan dijadikan hutan mini. Dalam pelaksanaan program ini, DKP sudah memiliki desain yang secara landscape sudah dipertimbangkan dari berbagai aspek mulai dari sanitasi, susunan, jenis tanaman, hingga anggaran.

''Yang jelas adalah jenis tumbuhan yang ditanam itu nantinya tak merusak lingkungan. Seperti, pohon trembesi atau kuntobimo,'' katanya. ''Jenis tanaman ini dalam tempo empat bulan daunnya sudah berguguran.''

Jika program RTH ini sukses, Satriyo yakin makam-makam di Solo akan tampak bersih dan terang. Fungsi makam nanti tidak gersang lagi, tetapi rimbun dengan pepohonan rindang. ''Makam tak lagi terkesan angker dan kumuh. Tapi, makam justru jadi hutan mini kampung,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement