Senin 04 Apr 2011 10:18 WIB

Gara-gara Angin, Alat Pemantau Gunung Kerinci Rusak

Gunung Kerinci
Foto: Blogspot
Gunung Kerinci

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI-- Sistem pemantauan Gunung Kerinci mengalami kerusakan akibat cuaca buruk di Kabupaten Kerinci, sejak beberapa hari terakhir ini. Akibatnya petugas pos pemantau gunung api Kerinci tidak bisa memberikan laporan yang akurat kepada masyarakat tentang perkembangan aktivitas gunung api tertinggi di Sumatera tersebut, kata petugas Pos pemantau Gunung Api Kerinci, Heri Prasetyo ketika dihubungi dari Jambi, Senin.

Menurut dia, sejak empat hari lalu petugas pos pemantau Gunung Kerinci di Kayu Aro tidak bisa membaca data aktivitas gunung secara akurat. Hal ini karena terpaan angin kencang terhadap alat rekam seismik yang diletakkan di sekitar kawasan Gunung Kerinci, sehingga alat tersebut tidak bisa bekerja maksimal.

Heri Prasetyo mengungkapkan, angin kencang sejak empat hari lalu mempengaruhi sistem kerja seismograf atau alat pemantau aktivitas gunung. Karena bergoyang akibat terpaan angin. Akibatnya, alat baca seismik menunjukkan amax atau amplitudo yang tidak biasa.

"Dari empat hari lalu, seismograf tidak berfungsi maksimal karena gangguan angin kencang. Jadi kami tidak bisa melaporkan perkembangan aktivitas Gunung Kerinci secara akurat," jelasnya. Sejak terganggu angin kencang, data yang terbaca oleh seismograf menunjukkan Gunung Kerinci seperti berstatus awas, padahal tidak demikian. Sejak 29 Maret lalu, tambahnya, data aktivitas Gunung Kerinci yang bisa dibaca hanya gempa hembusan, sementara gempa vulkanik dan tektonik tidak bisa terekam oleh seismograf.

Dia menambahkan, sejak empat hari lalu, yang bisa terbaca hanya aktivitas gempa hembusan, sementara gempa tektonik dan vulkanik tidak bisa dibaca. Meski demikian, Heri mengatakan, status Gunung Kerinci sampai saat ini masih waspada. Aktivitas gempa vulkanik terakhir tercatat terjadi pada 29/3 dengan panjang amax 12 hingga 14 milimeter dan lama gempa 11-15 detik.

Dia berharap agar kerusakan bisa diperbaiki secepat mungkin. Sebab yang paling penting adalah melaporkan gempa tektonik dan vulkanik. "Mudah-mudaha segera diperbaiki, agar kerja kita bisa optimal kembali," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement