Kamis 07 Jul 2011 16:38 WIB

Mundurnya Sultan dari Nasdem Diduga Terkait RUU DIY

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Djibril Muhammad
Sri Sultan Hamengkubuwono X
Foto: Antara
Sri Sultan Hamengkubuwono X

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Mundurnya Sri Sultan Hamengku Buwono X dari Nasional Demokrat (Nasdem), bisa diartikan banyak hal. Staf pengajar Fisip Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ali Rokhman mengemukakan hal itu bisa diartikan sebagai suatu langkah penggembosan terhadap Nasdem, tapi bisa juga merupakan pergulatan kepentingan politik Sri Sultan sendiri terhadap Nasdem.

''Kita tidak bisa mengetahui secara pasti apa yang menjadi alasan Sri Sultan mundur dari Nasdem. Bisa saja sebagai bentuk penggembosan, tapi bisa juga terkait dengan kepentingan politik yang diinginkan Sultan,'' katanya, Kamis (7/7).

Meski demikian, dia cenderung memperkirakan bahwa mundurnya Nasdem karena terkait dengan kepentingan yang memang dimiliki Sultan. ''Dimana-mana, yang namanya politik adalah menyangkut kepentingan. Karean itu dia menilai, mundurnya Sultan juga terkait dengan kepentingan politiknya,'' katanya menjelaskan.

Dia memperkirakan, kepentingan politik yang dimiliki Sultan, antara lain terkait dengan masalah RUU Keistimewaan DIY. Dia menyebutkan, ketika Sultan memutuskan bergabung dengan Nasdem, salah satu motifnya adalah juga untuk mendesak pemerintah agar segera mengesahkan RUU tersebut menjadi UU.

Kini setelah RUU tersebut semakin jelas bentuknya, Sultan kemudian memutuskan untuk keluar dari Nasdem karena kepentingannya sudah terpenuhi. Ali Rokhman sendiri masih belum bisa memperkirakan apakah setelah keluar dari Nasdem, Sultan akan kembali merapat ke Golkar. ''Kita lihat saja perkembangannya nanti,'' tuturnya.

Dia sendiri menilai, sejak awal Nasdem dibentuk bertujuan untuk menjadi lembaga yang bisa menekan Golkar. Meski beberapa pengurusnya tidak secara terang-terangan merupakan embrio partai, tapi sangat jelas bahwa arah tujuannya memang untuk menjadi cikal bakal pembentukan partai baru. Ketika Sultan memutuskan untuk bergabung dengan Nasdem, dia tentu juga melihat hal ini.

Ali Rokhman tidak melihat bahwa bergabungnya Sultan ke Nasdem, karena terkait dengan dinamika yang terjadi di Golkar. Berbeda dengan beberapa tokoh lain di Nasdem, yang memang dilatarbelakangi kekecewaan terhadap Partai Golkar. ''Karena itu, saya melihat Sultan bergabung dan kini keluar dari Nasdem, lebih terkait dengan kepentingannya meloloskan RUU Keistimewaan DIY,'' katanya menandaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement