Rabu 23 Jul 2014 11:36 WIB

Lapor Polisi dan Gugat ke MK, Langkah Prabowo Sikapi Hasil PIlpres

Fadli Zon
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kubu capres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa tidak tinggal diam menyikapi hasil pilpres yang disahkan KPU. Akan ditindaklanjuti dengan gugatan dan laporan ke polisi, karena diduga ada unsur kecurangan dan pidana.

Sekretaris tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Fadli Zon menyatakan, tim pembela merah putih akan melanjutkan perjuangan membela demokrasi dengan menempuh langkah hukum ke Mahkamah Konstitusi dan DKPP. "Indikasi pidana dilaporkan kepada Kepolisian," jelas Fadli Zon, di Jakarta, Rabu (23/7).

Hal ini merupakan bagian dari langkah-langkah hukum dan politik yang diperlukan, termasuk didalamnya menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Sementara untuk langkah politik yang akan diambil, yaitu memperjuangkannya melalui gedung parlemen di Senayan. Pihaknya akan mengawal legislasi, anggaran, dan pengawasan dengan maksimal. Unsur Gerindra dan koalisi parpol akan bergabung didalamnya.

Hal ini ditempuh karena proses pelaksanaan Pilpres 2014 yang diselenggarakan KPU bermasalah, tidak demokratis dan banyak penyimpangan maupun kecurangan.

Meski demikian, dia mengimbau agar para pendukung Prabowo-Hatta tetap tenang. Dia menjamin perjuangan yang akan ditempuh tidak melanggar hukum. Kesantunan tetap harus dijunjung tinggi agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.

Anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Idrus Marham, menegaskan perjuangan ini bukan persoalan posisi atau jabatan. Tetapi, lebih besar dari itu, yaitu masalah keadilan, kejujuran, komitmen untuk sama-sama menjaga proses Pemilu yang bermartabat. "Kami tidak ingin pemerintah yang akan datang dibangun dari dasar yang tidak baik," imbuhnya.

Pihaknya berharap MK dapat melaksanakan tugas secara profesional. "Kami menuntut keadilan dan kejujuran. Bagaimana hasil akan baik jika prosesnya saja tidak baik," tuturnya.

Bukan tanpa prinsip, perjuangan yang ditempuh harus dilakukan dengan cara yang demokratis. "Kalau pemilu dilandasi oleh kecurangan, artinya, presiden kurang legitimasi," imbuhnya.

Hal ini berbahaya, karena presiden bukan memimpin rakyat secara keseluruhan, tapi hanya kelompoknya. Perjuangan untuk kesejahteraan rakyat secara nasional akan mengalami hambatan nantinya.

Dia menegaskan koalisi merah putih tetap solid membela Prabowo-Hatta, meskipun hasil penghitungan suara nasional dimenangkan pasangan Jokowi-JK. "Kita masih akan terus berjuang mencari keadilan," imbuhnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement