Senin 21 Jul 2014 16:18 WIB

Golkar dan Demokrat Dinilai tak Jamin Stabilitas Pemerintahan Jokowi-JK

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Muhammad Hafil
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Effendi MS Simbolon (kedua kiri), Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio (kedua kanan), dan Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi (paling kanan) menjadi pembicara diskusi mengenai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon berpendapat dukungan Golkar dan Demokrat terhadap Joko Widodo-Jusuf Kalla  jika memenangkan pemilu presiden bukan jaminan terciptanya stabilitas pemerintahan. Buktinya, koalisi besar yang diciptakan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga tidak berhasil menstabilkan pemerintahan SBY-Boediono. "Saya merujuk 10 tahun pemerintahan SBY. Toh (koalisi besar) tidak menjamin soliditas antara pemerintah dan parlemen," kata Effendi saat dihubungi Republika, Senin (21/7).

Dukungan partai yang besar di kabinet boleh jadi malah menyulitkan pemerintahan Jokowi-JK. Effendi mengatakan tidak mustahil pemerintahan Jokowi-JK malah akan tersandera kepentingan-kepentingan partai yang ada di kabinet. "Malah kemungkinan bisa terjadi tarik-menarik kepentingan," ujarnya.

Effendi percaya dukungan partai politik yang ada sekarang (PDIP, Nasdem, PKB, Hanura) sudah cukup mestabilkan pemerintahan. Yang terpenting, imbuh Effendi, pemerintahan mendatang menerapkan program-program yang prorakyat dan merujuk visi misi dalam UUD 1945. "Sepanjang program koalisi prorakyat tidak untuk kepentingan kelompok, saya kira tidak perlu dikhawatirkan," katanya.

Effendi tidak berani berspekulasi soal bentuk kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Sampai saat ini PDI Perjuangan juga belum membahas masalah tersebut. Dia memperkirakan pembahasan kabinet baru akan dilakukan pada bulan Oktober dengan melibatkan Jokowi-JK dan para ketua umum partai pendukung. "Belum dibicarakan sekarang. Itu (kabinet) kewenangan Pak Jokowi-JK dan ketum-ketum. Minggu kedua Oktober (pembahasan)," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement