Ahad 13 Jul 2014 19:19 WIB

Tokoh Lintas Agama Serukan Masyarakat Tunggu Hasil Pilpres

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Tim pemenangan pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan capres Joko widodo- Jusuf Kalla saat deklarasi damai-siap menang-siap kalah disaksikan komisioner KPU Tulungagung Jawa Timur, Sabtu (5/7)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tokoh lintas agama memberikan pernyataan bersama yang meminta supaya masyarakat Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) supaya menunggu hasil penghitungan suara pemilihan umum presiden (pilpres) 2014 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehingga persaudaraan dan keamanan tetap terjaga. 

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Surabaya, Chalimi mengatakan, latar belakang pertemuan ini yaitu untuk membentengi kerukunan dan persaudaraan antar umat beragama di Surabaya  yang sudah terjalin begitu baik. 

Pihaknya kemudian mengadakan pernyataan bersama tokoh lintas agama. Adapun isi seruan bersama yang disampaikan tokoh lintas agama, kata dia,  pertama senantiasa menjaga persaudaraan, kerukunan dan keamanan, khususnya di Kota Surabaya.

Poin kedua, euforia politik dalam pemilihan Presiden hendaknya bisa dikendalikan oleh masing-masing pendukung calon presiden. Sehingga, kondusifitas kota Surabaya tetap terjaga. Poin ketiga, para elit dan pimpinan masyarakat, bersama tokoh-tokoh lintas agama tetap mengedepankan kerukunan, kebersamaan, persaudaraan sebagai bangsa, daam menyikapi hasil pesta demokrasi pemilu presiden 2014.

“Kedepankan saling menghormati dan mendukung aspirasi rakyat yang telah berhasil menentukan kepemimpinan nasional indonesia, demi keberlangsungan kehidupan kita sebagai bangsa dan negara,”  katanya usai acara tokoh lintas agama memberikan pernyataan bersama pascapilpres 2014 di kediaman Wali Kota Surabaya, Ahad (13/7) sore.  

Poin keempat, kata dia, bersamaan dengan situasi yang berkembang di Palestina saat ini, tokoh lintas agama melakukan doa kepada tuhan yang maha kuasa agar masalah di negara Pelestina segera mendapatkan penyelesaian secara damai. Kondisi seperti ini, kata dia, memang diperlukan kewaspadaan. 

“Ini supaya tidak ada ruang bagi kelompok maupun orang yang mengambil kesempatan untuk menambah keruh suasana. Jangan sampai hal itu terjadi di kota pahlawan Surabaya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement