Senin 14 Jul 2014 00:01 WIB

Generasi Muda Jerman Hadapi Angkatan Senior Argentina

Timnas Argentina
Foto: Reuters/Darren Staples
Timnas Argentina

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Ketika 22 pemain Jerman dan Argentina beradu di lapangan Stadion Maracana di laga final Piala Dunia 2014, Minggu, sekitar separuh dari mereka akan mewujudkan ramalan yang dibuat sekitar satu dekade silam.

Mulai dari kapten Argentina Lionel Messi dan kiper Jerman Manuel Neuer, susunan pemain mereka akan mencerminkan kejayaan kedua tim yang telah diperkirakan sebelumnya.

Tulang punggung tim Jerman yang mempermalukan tuan rumah Brazil 7-1 di semifinal berasal dari pemain U-21 yang berjaya pada Kejuaraan Eropa tahun 2009.

Sementara sumber kejayaan Argentina di Brazil bisa dilacak lebih jauh lagi, ke Piala Dunia U-20 di Belanda pada 2005.

Di skuat Argentina saat ini, enam pemain terlibat dalam laga final di Utrecht melawan Nigeria di mana Argentina keluar sebagai juara dengan skor 2-1.

Pablo Zabaleta, Ezequiel Garay, Fernando Gago dan Messi, yang masih berusia 18 tahun tampil sebagai starter, sementara Lucas Biglia dan Sergio Aguero, yang berumur 17 tahun sebelum turnamen tersebut mulai, masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua.

Messi membuat kemenangan bagi Argentina lewat tendangan penalti, dan dia pun meraih Sepatu emas dan hingga kini menjadi salah satu pemain Argentina yang paling bertalenta di generasinya.

Pada 2007, dengan Aguero sebagai bintang, Argentina berhasil mempertahankan gelar juaranya dan membukukan catatan kemenangan lima kali turnamen U-20 dalam tujuh kali keikutsertaannya.

Satu tahun kemudian, dengan menampilkan Ezequiel Lavezzi, Angel Di Maria, Javier Mascherano dan Sergio Romero, Argentina menjuarai cabang olahraga sepak bola di Olimpiade Beijing, lagi-lagi melawan Nigeria di final.

Enam tahun kemudian di Rio de Janeiro, angkatan 2005 itu melanjutkan perjuangan negaranya mengejar impian. Zabaleta, Garay, Biglia dan Messi akan dipasang di awal untuk melawan Jerman. Kemungkinan Gago akan digantikan oleh Aguero yang baru saja sembuh dari cedera otot.

Titik Balik

Di pihak lain, pelatih Jerman Joachim Loew bisa saja memasukkan enam pemain yang ikut menghancurkan Inggris 4-0 di final kejuaraan Eropa U-20 di Malmo, Swedia.

Tumbuh dan telah bermain bersama sejak muda, Neuer, Benedikt Hoewedes, Jerome Boateng, Sami Khedira, Mezut Ozil dan Mats Hummels mewujudkan kemajuan yang pesat bagi Jerman sejak tahun 2000.

Kekalahan Jerman di fase grup Piala Eropa 2000 mendorong perbaikan pembinaan pelatihan pemain muda negara itu, dengan melibatkan pembangunan sejumlah sekolah sepak bola baru dan memberikan subsidi ke klub profesional pemuda di sekolah-sekolah.

Hasilnya sangat mengagumkan dan hampir instan, dengan Jerman mencapai paling tidak semifinal di setiap turnamen besar sejak Piala Dunia 2006.

"Semuanya berawal pada 2009, ketika kami memenangi turnamen U-21 dan mengalahkan Inggris 4-0," kata bek tengah Per Mertesacker.

"Saya rasa ada hubungan kecil antara dua turnamen itu. Turnamen 2009 adalah titik balik yang sebenarnya. Akademisi pemuda mulai berkembang dengan baik pada lima atau enam tahun terakhir."

Namun walaupun bibit kesuksesan dari Argentina dan Jerman berasal dari sepakbola, kedua skuat itu bertanding dengan tahap perkembangan yang berbeda.

Sementara rata-rata umur pemain Jerman 25,7 tahun, rata-rata pemain Argentina adalah 28,4 tahun, yang membuat mereka sebagai skuat tertua di kompetisi kali ini.

Semua anggota generasi 2005 akan berumur 30 tahun atau lebih pada Piala Dunia 2018 di Rusia dan seperti yang diakui oleh Mascherano, Piala Dunia kali ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhir baginya untuk mewujudkan janjinya yang dibuat di Belanda sembilan tahun silam.

"Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk menantikan momen ini," kata pemain tengah Barcelona berumur 30 tahun itu. "Ini adalah Piala Dunia ketiga saya. Mungkin ini akan menjadi yang terakhir bagi saya," kata dia.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement