Jumat 11 Jul 2014 14:21 WIB

Kredit Digenjot Tahun Depan

Red:

JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengharapkan, pada 2015 pertumbuhan kredit dapat tumbuh normal. Bahkan, lebih tinggi dari yang ditargetkan Bank Indonesia saat ini.

"Pertumbuhan kredit kita harapkan tahun depan dapat tumbuh 20-22 persen," ujar Direktur Keuangan Ahmad Baiquni usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (10/7).

Pertumbuhan kredit yang tinggi masih ditopang penyaluran kredit mikro. "Kita organik mikro tak ada matinya," ujar Baiquni.

Tahun ini, kata Baiquni, pihaknya menyalurkan kredit sesuai arahan BI, yakni pada kisaran 15-17 persen. Tapi, pada 2015 ia berharap ada perbaikan kondisi perekonomian, sehingga kredit bisa digenjot kembali.

"Tahun depan, kami harapkan ada perkembangan positif setelah terciptanya stabilitas yang difokuskan pemerintah pada tahun ini," ujar Baiquni.

Untuk pertumbuhan kredit pada semester II 2014, Baiquni memprediksikan masih melambat. Kondisi perekonomian global dan domestik masih memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia pascapilpres. "Pertumbuhan kredit semester kedua kami perkirakan sekitar 17 persen, masih inline dengan target," kata Baiquni.

Dalam RUPSLB itu, BRI menyetujui perubahan jajaran dewan komisaris perseroan. Komisaris Independen Aviliani mengundurkan diri dari jabatannya.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, pengunduran Aviliani berlaku efektif sejak 21 Mei 2014 dengan masa jabatan selama sembilan tahun. RUPSLB BRI menghasilkan keputusan untuk mengalihkan jabatan Mustafa Abubakar menjadi wakil komisaris Utama/Komisaris Independen.

Sedangkan, Hermanto Siregar diangkat menjadi komisaris Independen. RUPSLB BRI juga menyetujui pengangkatan Dwijanti Tjahjaningsih sebagai anggota Dewan Komisaris. "Penetapan ketiganya berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas uji kepatutan dan kelayakan dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujar Sofyan.

Mereka diharapkan dapat memberi kontribusi pada pertumbuhan bisnis BRI yang berkelanjutan dan penerapan tata kelolaan perusahaan (GCG) di BRI.

Menjelang Lebaran, BRI menyediakan pasokan uang tunai sebesar Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun. Angka ini naik 8,69 persen dibandingkan pada Lebaran 2013.

Sofyan Basir mengatakan, dana tunai disiapkan untuk mengisi 19 ribu ATM BRI di seluruh Indonesia. Ratusan kantor BRI pun buka pada hari libur Lebaran. "Karena semakin banyak masyarakat yang mengambil uang maka semakin banyak menyiapkan cadangannya," ujar Sofyan.

Untuk uang kartal pecahan kecil atau receh, BRI menyiapkan pasokan dana hingga Rp 1 triliun. Uang kartal pecahan kecil ini disebar di seluruh Indonesia dengan terbesar di Jabodetabek.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, kebutuhan uang tunai pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini naik 14,9 persen menjadi Rp 118,5 triliun. Sejumlah faktor membuat kebutuhan uang tahun ini meningkat, seperti jumlah libur Lebaran yang enam hari, lebih lama ketimbang tahun lalu, lima hari.

Faktor lain, Lebaran berdekatan dengan libur anak sekolah dan pembayaran gaji ke-13 PNS/TNI/Polri yang cair pada Juli 2014. BI menyiapkan uang tunai Rp 157 triliun untuk tahun ini.

Dari proyeksi kebutuhan uang tunai Rp 118,5 triliun itu, didominasi uang pecahan nominal di atas Rp 20 ribu sebanyak Rp 108,8 triliun. Disusul, uang pecahan kecil di bawah Rp 10 ribu sebesar Rp 9,6 triliun. rep:satya festiani ed: nur hasan murtiaji

Kinerja BRI

Pertumbuhan kredit

-per Juni 2014        15-17 persen

-kuartal I 2014     19,7 persen

Margin bunga bersih (NIM)

kuartal I     9,06 persen

Kredit mikro tumbuh

21,01 persen menjadi Rp 135,83 triliun

Jumlah debitur mikro 6,7 juta orang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement