Selasa 08 Jul 2014 17:45 WIB

Waspadai Aksi Serangan Fajar, Ini Persiapan yang Dilakukan Polri

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: M Akbar
Polisi melakukan pengamanan yang ketat di lokasi debat capres-cawapres di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6). (Republika/Maman Sudiaman)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Putut Bayuseno, mengatakan kepolisian menerjunkan 254 ribu personil di seluruh wilayah Indonesia untuk mengamankan Pilpres 9 Juli.

Lantas mewaspadai kemungkinan adanya serangan fajar, Polri bakal melakukan patroli 24 jam untuk memonitor situasi dan keamanan. ''Intinya semua dijaga termasuk mencegah serangan fajar,'' kata Putut di Mabes Polri, Jakarta, Selasa, (7/7).

Putut menambahkan, sejauh ini daerah di Jakarta cukup kondusif dan aman. Ia mengatakan pihaknya belum ada melakukan pengamanan secara ketat untuk wilayah Jakarta.

"Para personil sudah diminta melaksanakan siaga satu sejak 6 Juli kemarin. Artinya dua per tiga kekuatan Polri sudah digunakan untuk mengamankan Pilpres  dan sepertiga sisanya melakukan tugas rutin pelayanan," kata Putut.

Anggota sendiri, ujar Putut, sudah berjaga di TPS. Mereka berjaga 24 jam di TPS secara bergantian. Fungsi para anggota, kata Putut, antara lain menjaga jangan sampai ada keributan saat Pilpres. Memantau suasana Pilpres dan membantu kelancaran pemilu, kemudian mengawal kotak suara, menjaga kotak suara sampai pada penyimpanan kotak suara.

Menurut Putut yang juga Kepala Operasi Pusat Operasi Mantab Brata 2014 untuk pengamanan Pilpres 2014, tidak ada daerah yang rawan kericuhan. "Kalaupun ada itu tergantung penilaian dari Kapolda maupun Kapolres masing-masing, mereka yang menggerakkan personelnya,"katanya.

Terkait adanya kekhawatiran ricuh terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, Putut mengatakan, itu tergantung penilain Kapolda masing-masing wilayah. "Mereka yang mempunyai kewenangan memetakan daerah mana saja yang rawan, daerah mana yang sedang, dan daerah mana yang aman," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement