Selasa 08 Jul 2014 12:37 WIB

Tim Prabowo-Hatta Tuding Kubu Jokowi-JK tak Siap Kalah

Relawan dan tim sukses pemenangan capres dan cawapres, Jokowi - JK membongkar baliho alat peraga kampanye (APK) di Banda Aceh, Aceh, Sabtu (5/7).
Foto: antara
Relawan dan tim sukses pemenangan capres dan cawapres, Jokowi - JK membongkar baliho alat peraga kampanye (APK) di Banda Aceh, Aceh, Sabtu (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menduga kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tak siap jika nanti kalah dalam pilpres 9 Juli mendatang. Bahkan, disinyalir mereka akan membuat kerusuhan.

"Pilpres belum dimulai saja mereka sudah bikin rusuh. Kantor TV One disegel, rakyat diintimidasi bahkan ada yang dipukuli. Dengan cara begitu mereka yakin menang. Kalau mereka kalah kubu Prabowo yang dituduh curang. Ini artinya mereka tidak siap kalah," ujar penasehat Prabowo-Hatta, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo saat memberi arahan pada relawan Merah Putih Pencegah Kecurangan dan Kerusuhan se-Kota Solo Raya.

Suryo pun mengkritik pesan terbuka dari anggota tim sukses Jokowi-JK, Luhut Panjaitan. Melalui SMS terbuka kepada masyarakat dan dubes, Luhut sudah membangun opini kalau Jokowi-JK bersikap jujur. Sementara Prabowo-Hatta curang. 

"Kalau Prabowo kalah maka pendukungnya marah. Padahal indikasi kecurangan dan berbuat rusuh ada di pihak mereka," ujarnya.

Menurut Suryo, berbagai kerusuhan saat masa kampanye justru dilakukan relawan Jokowi-JK. "Tunjukan satu saja kerusuhan yang dibuat oleh relawan Prabowo-Hatta, tidak ada. Sebaliknya, kerusuhan datang dari pihak mereka. Terakhir kerusuhan pilpres di Hongkong, menunjukkan mereka dalang yang merekayasa amuk masa untuk menunjukkan potensi kecurangan penyelenggara pilpres," ujarnya.

Memasuki hari tenang, ujar dia, sejumlah atribut kampanye masih terpasang di ruang publik. Bahkan Senin (7/7) di Solo ditemukan baliho Jokowi-JK yang baru dipasang. 

"Saat akan dibersihkan oleh relawan Merah Putih, justru mendapat perlawanan dari kubu Jokowi-JK. Sementara di Jawa Barat, relawan Prabowo-Hatta menangkap orang suruhan mereka yang menggunakan mobil berlogo Garuda merah sedang membagi sembako," jelasnya.

Ia menjelaskan, sejarah kerusuhan dalam pilpres pernah terjadi pada 1999 saat Megawati Soekarnoputri yang diusung PDIP kalah. Saat itu, sejumlah kota yang menjadi basis PDIP rusuh. Misalnya, Medan, Denpasar termasuk Solo. 

"Karenanya, semua pihak memang harus waspada akan terjadi kerusuhan jika Jokowi kalah. Ini memang ujian terberat bagi Jokowi-JK, mereka harus siap menerima kekalahan. Jadi, jangan bikin kerusuhan karena akan berhadapan dengan rakyat dan aparat," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement