Senin 07 Jul 2014 12:00 WIB

Titik Panas Kembali Muncul

Red:

PEKANBARU- Titik panas kem bali muncul di Sumatra. Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura men deteksi kemunculan 18 titik panas (hotspot) di Pulau Sumatra pada Sabtu (5/7) sore.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Said Saqlulu Amri mengatakan, empat di antaranya berada di Provinsi Riau. "Sejauh ini, pertumbuhan titik panas belum begitu mengkhawatirkan, tapi siaga darurat masih tetap dipertahankan," kata dia, Ahad (6/7).

Empat titik panas di Riau berada di Kabupaten Rokan Hilir, dua di antaranya berada di sekitar Desa Sungai Sigajah, Kecamatan Kubu. Dua hotspot lainnya berada di Ba lam Sempurna, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir dan satu lagi di Desa Sungai Daun, Kecamatan Pasir Limau Kapas.

Jika dibandingkan dengan bebe rapa hari sebelumnya, pertumbuhan titik panas kali ini jauh lebih sedikit. "Kemarin, ada belasan titik panas di Riau dan beberapa kawasan lahan yang terbakar juga telah mengha silkan asap," kata Said.

Pemerintah Provinsi Riau sebe lumnya telah memperpanjang status Siaga Darurat Bencana Kabut Asap melalui Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 453/VI/2014. Ini sebagai bentuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan.

Keputusan ini dikeluarkan sebagai perubahan atas Keputusan Gubernur Riau sebelumnya Nomor Kpts. 268/IV/2014. Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono mengatakan, status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau berlangsung hingga 30 November 2014.

Pemerintah Provinsi Riau dalam surat tertulisnya menyatakan, keputusan baru siaga darurat asap ini di buat dengan pertimbangan laporan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian (UKP4) kepada Wakil Presiden RI pada 12 Juni 2014. Yaitu, mulai Juni, peluang fenomena kejadian El Nino diperkirakan lebih dari 60 persen dan akan tetap tinggi hingga awal 2015.

El Nino tahun ini juga diperkirakan akan mengakibatkan musim kering dan kebakaran yang dapat lebih parah daripada pada 2013. Pengaruh kekeringan akan dirasakan mulai Juli dan cenderung kuat se telah November.

Pemprov Riau juga sudah menyiapkan tim untuk mencegah kebakaran hutan meluas pada musim kemarau ini. Dinas Kehutanan Riau telah membangun posko yang tersebar pada kabupaten/kota di provinsi tersebut.

Data Badan Nasional Penanggu langan Bencana (BNPB) 26 Februari sampai 4 April 2014, kebakaran hu tan dan lahan di Riau menghangus kan 2.398 hektare, termasuk cagar biosfer 21.914 hektare. Hujan sempat membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan, pekan lalu.

Bahkan, Satelit Modis Terra dan Aqua serta Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura menyatakan, daratan Provinsi Riau pada Sabtu (28/6) sore nihil titik panas (hotspot). antara ed: ratna puspita

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement