Jumat 04 Jul 2014 12:00 WIB
Mujahidah

Durrah Binti Abu Lahab Tegakkan Tauhid di Tengah Kekufuran

Red:

Siapa yang tak kenal Abu Lahab? Paman Nabi yang terkenal dengan perangainya yang buruk terhadap kemenakannya, Rasulullah SAW. Allah SWT mencantumkan kisah buruk Abu Jahal dan istrinya dalam satu surah khusus, al-Lahab.

Tak dinyana, Abu Lahab dan istrinya durhaka terhadap Allah dan Rasul-Nya memiliki anak salehah. Dia adalah Durrah binti Abu Lahab bin Abdul Muththallib al-Hasyimiyah al-Quraisyah yang mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Bahkan, Durrah tumbuh menjadi salah satu sahabiyah utama.

Tumbuh dan besar di antara ayahnya, Abu Lahab, dan ibunya, Arwa Binti Harb bin Umayyah, tak menjadikan dia mengikuti jejak kekafiran kedua orang tuanya. Keislaman Durrah terjadi ketika dia lari dari kedua orang tuanya dan memutuskan memilih Islam.

Ketika itu, Durrah datang ke Madinah sebagai Muhajirin. Dia pun sampai di rumah Rafi bin Mu'alla. Setelah orang mengetahui dia anak dari Abu Lahab, beberapa wanita dari Bani Zuraiq mencelanya karena kelakukan kedua orang tuanya.

Turunnya Alquran surah al-Lahab memberi kesan jika hijrahnya Durrah sia-sia belaka. Kedua orang tuanya diabadikan dalam wahyu karena kelakuan memusuhi Rasulullah SAW.

Melihat sambutan yang kurang baik tersebut, Durrah mengadu ke Rasulullah SAW. Rasululah SAW memerintahkan Durrah duduk sejenak.

Setelahnya, Rasulullah SAW mengimami shalat Zhuhur dan duduk di atas mimbar. Dia pun bersabda, "Wahai, orang-orang, mengapa aku diganggu atas keluargaku? Demi Allah, sungguh syafaatku akan diperoleh kerabatku, bahkan Shada, Hakam, dan Salhab pun akan memperolehnya pada hari kiamat."

Keislaman Durrah tak hanya dimusuhi kedua orang tuanya, tetapi juga saudara kandungnya, Utaibah. Utaibah mendiamkan Durrah sangat lama.

Hingga, Rasulullah SAW berkata pada Utaibah, "Wahai anak saudaraku, apa yang membuatmu tidak membutuhkan dakwah ini?"

Utaibah, seperti kedua orang tuanya, menolak dakwah dan gigih memusuhi Islam. Utaibah sering menyakiti Rasulullah SAW dengan berbagai cara. Setelah dia menceraikan Ummu Kultsum, putri Rasulullah SAW, dia juga menyerang Rasulullah SAW dengan merobek baju beliau di hadapan para pemuka Quraisy. Kejadian tersebut dilihat Abu Thalib.

Utaibah mati karena diserang binatang dan tubuhnya dicabik-cabik. Kematian putra Abu Lahab tidak membuat kedua orang tuanya sadar, justru semakin menjadi-jadi kebencian mereka dan membuat Durrah sedih.

Durrah gigih mengajak keluarganya memeluk Islam. Meski ditolak, jiwa tauhid Durrah membuncah. Karena keislamannya, dia berani meninggalkan tanah kelahiran dan keluarganya untuk bergabung bersama Rasulullah SAW di Madinah.

Sebelum memeluk Islam, Durrah memiliki suami bernama Harits bin Naufal bin Abdul Muttalib. Dari pernikahannya, Durrah memiliki tiga orang anak; Uqbah, al Walid, dan Abu Muslim. Suaminya terbunuh saat Perang Badar. Saat itu, Harits mati dalam keadaan musyrik.

Setelah memeluk Islam dan hijrah, Durrah dipinang seorang sahabat Dahiyah al-Kalbi. Allah pun menggantikan suami yang kafir dengan seorang yang mulia. Suaminya adalah yang paling tampan di masanya.

Durrah pun berhubungan dekat dengan Aisyah. Dia banyak mendatangi Aisyah belajar ilmu fikih. Durrah banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW. Karena kedekatannya dengan Aisyah, Durrah tak jarang 'bersaing' melayani Nabi.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Durrah bercerita, "Aku sedang berada di rumah Aisyah. Tiba-tiba, Rasulullah datang seraya bersabda, ‘Beri aku air wudhu!’ Kemudian, aku dan Aisyah segera mengambil kendi, Aisyah kalah cepat dariku. Aku berikan kendi kepada Beliau. Beliau mengarahkan pandangannya kepadaku dengan bersabda, ‘Engkau dariku dan aku dari engkau.’"

Durrah meninggal pada 20 Hijriyah saat masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab RA. rep:ratna ajeng tejomukti ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement