Rabu 02 Jul 2014 23:55 WIB

Ibu Rumah Tangga Dituntut Melek Teknologi

Ibu rumah tangga/ilustrasi
Foto: stapletonion.com
Ibu rumah tangga/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu rumah tangga dituntut untuk "melek" teknologi di zaman yang serba modern ini agar bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu (multitasking) mengingat perannya yang ganda, yakni mengurusi anak dan bekerja.

"Kalau kita bicara ibu rumah tangga pasti kesan pertamanya mencuci, beres-beres rumah, mengurus anak, tapi sekarang era teknologi, seorang ibu harus melakukan banyak peran,"  kata Direktur Dwi Sapta Group Maya Carolina Watono dalam diskusi yang bertajuk 'Smart Moms in Hyperconnected Era' di Jakarta, Rabu (2/7).

Menurut dia, dengan memahami teknologi, akan membantu pekerjaan dengan menghemat waktu, sehingga waktu yang diluangkan untuk keluarga lebih efektif. Dia menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2012, dari total 112 juta jumlah pekerja di Indonesia, 43 juta di antaranya pekerja wanita yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Artinya, jumlah pekerja wanita hampir sama besarnya dengan jumlah pekerja pria, namun yang lebih penting pada saat yang sama, wanita bekerja harus tetap dapat menjalankan perannya sebagai ibu," katanya.

Pengawasan Anak

Maya menilai kemampuan ibu untuk mengoperasikan teknologi juga bisa bermanfaat untuk mengawasi perilaku anak yang sedikit banyak terpengaruh oleh perangkat-perangkat (gadget) yang dimiliki.

Maya mengatakan perangkat hendaknya digunakan sesuai fungsinya secara positif, yakni untuk menelepon, mengirim pesan kepada anak untuk berkomunikasi dan mengawasi kesehariannya. Namun, dia mengingatkan agar para orang tua berhati-hati dalam memberikan perangkat kepada anak, baik itu telepon selular, tablet atau yang lainnya.

"Orang tua jangan memberikan gadget (kepada anak) kalau belum mengerti, karena kita harus mengecek setiap harinya dia buka situs apa, bisa-bisa dia ke sana kemari membuka situs yang bukan untuk usianya," katanya.

Maya mengatakan tidak ada patokan usia berapa anak diberikan gadget, asalkan sesuai kebutuhan untuk belajar dan memang mengerti penggunaannya. Namun, dia juga berpesan kemudahan teknologi jangan dijadikan alasan untuk tidak bersosialisasi karena fenomena yang ditemukan saat ini yaitu teknologi mengurangi interaksi langsung antarsesama.

"Caranya untuk tidak kecanduan media sosial, harus dipaksa sadar dan tahu waktu kapan menggunakan kapan harus bersama teman dan keluarga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement