Selasa 01 Jul 2014 03:22 WIB

Prabowo: Keutuhan Wilayah Indonesia Tidak Bisa Ditawar

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Muhammad Hafil
Hatta Rajasa (kiri) dan Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto menegaskan ingin Indonesia bersahabat dan bermitra dengan negara lain. Dalam pandangan politik luar negerinya, ia berpegang pada falsafah 'seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak'.

Prabowo mengungkapkan itu saat menghadiri undangan Indonesian Council on World Affairs (ICWA) di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (30/6). Ia berbicara dihadapan duta besar negara lain atau perwakilannya. Selepas acara, Prabowo kembali menekankan pandangannya. "Saya tegaskan di depan banyak duta besar bahwa Indonesia ingin punya hubungan baik dengan semua tetangga," kata dia.

Menurut Prabowo, Indonesia membutuhkan iklim kondusif dari lingkungan sekitarnya. Karena itu, ia menekankan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan negara lain. Namun, mantan Danjen Kopassus itu mengatakan, ada kepentingan nasional yang harus dijaga. "Kepentingan nasional kita yang ini, kita tidak tawar menawar. Satu keutuhan wilayah Republik Indonesia, saya kira itu, dan kemerdekaan kita," ujar dia.

Dalam orasinya, Prabowo kembali memberikan pujian pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia mengatakan, SBY sudah menerapkan politik luar negeri yang tepat. Ia bahkan menilai politik luar negeri pemerintahan SBY bisa dicatat dalam sejarah. "Politik luar negeri yang beliau jalankan adalah politik luar negeri yang sangat tepat untuk Indonesia," kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

Prabowo pun ingin mencontoh langkah pemerintahan SBY. Ia mengatakan, SBY menerapkan politik yang tenang, sejuk, proaktif tetapi tidak grasak-grusuk. Ia akan meneruskan politik yang sudah baik itu. "Saya katakan bahwa saya merasa tidak perlu adakan perubahan besar. Sesuatu yang sudah baik kita lanjutkan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement