Senin 30 Jun 2014 13:00 WIB

Mesin Partai Setengah Hati

Red:
Siluet juru kamera berlatar belakang layar monitor yang menunjukkan hasil suvei Lemabag Survei Nasional (LSN) mengenai elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden di Jakarta, Kamis (12/6).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Siluet juru kamera berlatar belakang layar monitor yang menunjukkan hasil suvei Lemabag Survei Nasional (LSN) mengenai elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden di Jakarta, Kamis (12/6).

JAKARTA -- Sejumlah partai yang berkoalisi mengusung pasangan calon presiden (capres) masing-masing diyakini terus bekerja untuk meraih suara masyarakat dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang. Namun, pergerakan mesin partai dinilai masih setengah hati dan kalah cepat dibandingkan para relawan yang mendukung pasangan capres.

"Mesin partai jalan separuh-separuh. Makanya, diambil oleh relawan yang tidak terkoordinasi," ujar pengamat psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk saat diskusi "Benarkah Mesin Partai Politik tak Bergerak di Pilpres 2014" di Jakarta Pusat, Ahad (29/6).

Ia menuturkan, mesin partai yang tidak berjalan menyebabkan relawan mengambil alih sebagai upaya memenangkan capres-cawapres. Tapi, tidak bagus juga jika relawan bekerja sporadis dan bekerja berdasarkan ketokohan.

Politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan yang juga anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta tidak sependapat jika disebut mesin partai tidak bergerak dalam meraih suara masyarakat. "Mesin (partai) itu berjalan, sudah ada pembagian kerjanya. Mana saksi, mana logistic, mana untuk di daerah," kata Ramadhan.

Selain menitikberatkan kepada pengadaan saksi dan logistik, Ramadhan menilai, partai pengusung Prabowo-Hatta juga bergerak dalam meraih suara massa mengambang. "Dinamika politik cepat dan swing voters tinggi sekali, selisih elektabilitas itu tidak sampai empat persen, kalau eror, lima persen itu imbang," ujar anggota DPR RI itu.

Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Ari Setiadi menilai, momentun Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 ini menunjukkan keikutsertaan aspirasi rakyat lebih dominan daripada fungsi partai. "Mesin partai memang bergerak, namun aspirasi rakyat lebih cepat," ujar Budi.

Budi menilai, era politik masyarakat saat ini terstruktur dari bawah ke atas, sedangkan struktur partai berpola atas ke bawah. Sehingga, mesin partai selalu satu langkah di belakang aspirasi rakyat.

Hal itu pulalah yang membuat Jokowi- JK mengandalkan tenaga relawan untuk meraih suara, terutama di wilayah yang suara partainya kurang. "Mesin partai lebih berfokus kepada pengadaan saksi dan logistik menjelang pilpres," kata Budi.

Sekjen Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Utje Gustaaf Patty menyatakan, nyaris tak ada dukungan dari tim sukses resmi Jokowi selama kampanye ini. "Kita ternyata di-support setengah hati oleh parpol dan timses. Kita tunjukkan kebesaran kita dengan tetap bergerak tanpa mengandalkan parpol dan timses karena kitalah Jokowers yang sesungguhnya," katanya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Presiden PDI Perjuangan membantah rumor yang menyebut dirinya setengah hati mendukung pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Puan mengatakan, dirinya sudah bekerja maksimal. "Saya telah menggerakan seluruh struktural partai untuk fokus memenangkan Jokowi-JK," kata.

Puan menyatakan, dirinya sudah mengaktifkan selurus elemen mesin partai. Ia juga sudah melakukan pembagian tugas di masing-masing struktur partai untuk memenangkan Jokowi-JK. "Kalau itu masih dianggap tidak cukup, kami tidak bisa berbuat apa-apa karena kami sudah bekerja maksimal," ujarnya.

Saat ini, kerja sama di antara struktur partai sangat dibutuhkan. Puan menolak apabila ada sikap saling menyalahkan di antara tim pemenangan Jokowi-JK. "Kita utamakan kerja sama. Kita tidak bisa saling menyalahkan," rep:muhammad akbar wijaya/erik purnama putra/c75/c63 ed: muhammad fakhruddin

***

Selisih Elektabilitas Prabowo Versus Jokowi

Waktu 16-22 Juni 2014

Prabowo-Hatta 42,6%

Jokowi-JK 46,0%

Selisih 3,4%

Waktu survei 28 Mei-4 Juni 2014

Prabowo-Hatta 36,5%

Jokowi-JK 49,9%   

Selisih 13,4%

Waktu survei 14-25 Februari 2014

Prabowo-Hatta 17,6%

Jokowi-JK 36,0%

Selisih 18,4%

4 -15 Desember 2013

Prabowo 13,8 persen

Jokowi 39,8 persen

Sumber: Indo Barometer

rep:c30 ed: muhammad fakhruddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement