Senin 30 Jun 2014 11:46 WIB

Jerman Waspadai Dendam Aljazair

Rep: C84/ Red: Didi Purwadi
Vahid Halilhodzic
Foto: Reuters/Henry Romero
Vahid Halilhodzic

REPUBLIKA.CO.ID, ALEGRE -- Jerman diunggulkan saat menghadapi Aljazair pada babak 16 besar di Stadion Beira-rio, Porto Alegre, Selasa (1/7) pukul 03.00 WIB.

Namun, Jerman tampaknya harus mewaspadai Aljazair dengan baik jika tak ingin tergelincir. Apalagi Aljazair datang dengan aroma dendam yang sangat kental.

Piala Dunia 1982 adalah jawabannya. Saat itu Aljazair, yang berada satu grup dengan Jerman (Jerman Barat pada saat itu), Austria, dan Cile, mengejutkan banyak pihak setelah tanpa diduga mampu membekuk Jerman Barat di laga pembuka. Padahal, Jerman Barat datang dengan status juara Piala Eropa 1980.

Kans Aljazair untuk menembus babak 16 besar sangat terbuka meski kalah di laga kedua kala berhadapan dengan Austria. Aljazair langsung membayarnya dengan tuntas kala membungkam Cile di laga pamungkas dengan skor 3-2.

Namun, naas bagi Aljazair setelah Jerman Barat mampu mengalahkan Austria di laga terakhirnya dengan skor 1-0. Aljazair kalah selisih gol dari kedua wakil Eropa tersebut dan harus angkat kaki dari Spanyol tempat dimana Piala Dunia dilangsungkan.

Pihak Aljazair menilai ada 'main mata' diantara Jerman Barat dan Austria untuk menyingkirkan timnya. Tim berjuluk the Desert Warrior tentu belum bisa melupakan kontroversi yang terjadi pada Piala Dunia 1982 tersebut.

Bahkan, hal ini ditegaskan langsung oleh sang nakhoda Valid Halilhodzic yang memperingatkan bahwa luka 32 tahun silam itu masih terus membekas di benaknya. Bahkan, pelatih berusia 61 tahun tersebut menegaskan timnya siap membalaskan dendam pada laga nanti. 

''Waktu 32 tahun lalu adalah waktu yang lama. Saya sangat bangga atas apa yang kami capai dan kami layak mendapatkannya,'' ujar Halilhodzic seperti dikutip Goal.

"Saya pikir Aljazair memainkan pertandingan yang heroik dan kelolosan kami ke babak kedua sepenuhnya layak kami dapatkan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement