Jumat 27 Jun 2014 21:54 WIB

Elemen Nahdliyin Nasionalis Dukung Jokowi-JK

Rep: Indah Wulandari/ Red: M Akbar
Warga yang bergabung dengan relawan Aceh untuk pemenangan Capres dan Cawapres Jokowi-JK saat menghadiri deklarasi Gerakan Masyarakat Jokowi For Presiden ke-7 (JKW4P-7) di Banda Aceh, Kamis (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Elemen Nahdliyin Nasionalis Jokowi-JK Bersatu (Nawaitu) mendeklarasikan diri untuk menyokong kemenangan capres dan cawapres yang diusung PDIP, PKB, Partai Nasden, dan Hanura di pelataran makam Sunan Pandanaran, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (27/6).

Sinergi dua kekuatan yang mengakar di masyarakat ini bakal menjadi mesin pendulang suara sekaligus alat penangkal kampanye hitam.

''Hal ini menunjukkan bahwa sinergitas ulama NU dan nasionalis sudah ada sejak dulu,'' tegas Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar.

Acara deklarasi berlangsung meriah lantaran dihadiri lebih dari 1.000 perwakilan kaum nasionalis dan nahdliyin. Kesenian tradisional khas kedua kelompok pun mewarnai acara, seperti Reog Ponorogo, Kesenian Srandul, Jantilan, Hadroh, Marawis, dan Sholawatan. Puncak acara deklarasi diisi dengan pentas pentas seni Komunitas Lima Gunung yang menampilkan tari Sorengan dan Keprajuritan.

Hadir di tengah-tengah acara deklarasi Wasekjen DPP PKB Fathan Subkhi, Ketua DPW PKB Jateng KH Yusuf Chudlori, Wakil Bendahara Umum DPP PKB Bambang Susanto, salah satu deklarator Nawaitu Kristanto, serta sejumlah tokoh nasionalis dan kaum santri.

Kedua kelompok besar ini, ujar dia, punya andil sejarah besar dalam perjuangan kemerdekaan NKRI.

Cak Imin lantas mencontohkan kisah Bung Karno di zaman revolusi yang meminta fatwa Resolusi Jihad kepada KH Hasyim As’ary demi tegaknya NKRI. Peristiwa ini berujung pada pertempuran 10 November di Surabaya yang menjadi tonggak kemerdekaan.

Di era awal kemerdekaan, kata Cak Imin, sinergi dua kelompok juga menjadi pilar berbangsa dan bernegara. Dalam membangun negara Bung Karno juga membutuhkan kekuatan religius dari kelompok Nahdatul Ulama. “Hal ini menunjukkan bahwa sinergitas ulama NU dan nasionalis sudah ada sejak dulu,” tegasnya.

Sehubungan dengan deklarasi Nawaitu, Cak Imin menegaskan, akan membangkitkan semangat kebersamaan guna memenangkan Jokowi-JK. Selain itu juga untuk menangkis isu-isu negatif atau black campaign yang dilakukan sejumlah pihak untuk menjegal kemenangan Jokowi-JK.

“Munculnya sinergi dua kekuatan ini akan mampu menepis black campign dan kita semua tinggal menyongsong kemenangan Jokowi-JK,” urai Cak Imin.

Salah satu deklarator Nawaitu, Kristanto mengakui, secara kultural sinergi nasionalis dan nahdliyin adalah perpaduan yang tepat untuk memegang tongkat kepemimpinan Indonesia di masa depan. "Dalam situasi seperti ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang mengakar di hati rakyat," ujar Kristanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement