Jumat 27 Jun 2014 16:18 WIB

galeri ramadhan anak- DD Ajak Punk Muslim Ngaji dan Bedah Masjid

Red:

JAKARTA --  Demi menyebarkan kebaikan selama Ramadhan, Dompet Dhuafa (DD) merangkul komunitas anak punk Muslim. Rencananya, 100 orang anak punk diajak mengikuti tadabur alam di Cigamea, Bogor, pekan depan. ''Acara berlangsung dari Jumat sampai Ahad di Cigamea, dekat kaki Gunung Salak,'' ujar Asep, koordinator punk Muslim Depok, saat jumpa pers bersama DD di Jakarta, (26/6).

 

Asep mengatakan, ada 30 anggota punk Muslim yang aktif melakukan berbagai kegiatan. Menurutnya, tak mudah mengajak anak punk mengaji. Mereka terbiasa dengan kehidupan bebas di jalan. Meski demikian, dia tak menyerah. Menurutnya, diperlukan pendekatan khusus agar mereka mengikuti kegiatan religius. ''Kita gunakan cara seperti bunglon, jadi mengajaknya memakai baju dan bahasa yang sama seperti mereka,'' ujar Asep.

 

Ia menjelaskan, jika ustaz yang mendatangi mereka, anak-anak punk ketakutan. Karena itulah, metode pendekatan harus diperhatikan.

 

Setelah acara tadabur alam, komunitas punk Muslim dilibatkan dalam program bedah masjid DD. Asep menerangkan, anak punk memiliki wilayah masing-masing, sehingga mudah melacak masjid yang memerlukan bantuan. Menurutnya, sampai sekarang, ada 30 titik masjid yang didata.

Direktur DD Ahmad Juwaini meyakini, komunitas punk Muslim memberikan yang terbaik. Meskipun, dia mengatakan, perlu diketahui, beberapa anak punk Muslim masih melakukan tindak kriminal.

 

Juwaini mengatakan, pada Ramadhan tahun ini, DD menargetkan penerimaan zakat infak dan sedekah (ZIS) mencapai Rp 80 miliar. Dia mengatakan, masyarakat cenderung berinfak saat Ramadhan. Bahkan, dana ZIS yang didapat DD selama setahun, sepertiganya diterima saat Ramadhan.

 

Sebelumnya, pada 2012 DD mengumpulkan dana ZIS Rp 57 miliar. Lalu, meningkat hingga Rp 64 miliar pada 2013. Bila dijumlah, DD memperoleh Rp 212 miliar sepanjang 2013. Pihaknya berharap, meraih Rp 250 miliar pada 2014.

DD mengusung tema "Saatnya Membuka Mata Hati" dengan harapan masyarakat menjadikan Ramadhan sebagai momentum penyadaran. ''Di bulan biasa, mungkin sibuk dengan pekerjaan masing-masing, hingga lupa memperhatikan sekitar. Maka dari itu, saat Ramadhanlah waktunya,'' ujar Ahmad.

rep:c91 ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement