Sabtu 28 Jun 2014 12:00 WIB

Antiklimaks Red Bull di Kandang Sendiri

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Didi Purwadi
Red Bull
Foto: Reuters/Hans Klaus Techt
Red Bull

REPUBLIKA.CO.ID, VIENNA -- Harapan tinggi Red Bull pada GP Austria pekan lalu berakhir antiklimaks. Tim juara bertahan yang baru saja meraih juara di GP Kanada itu gagal meraih satu pun podium di kandang sendiri.

Kepala tim Red Bull, Christian Horner, kecewa berat dengan performa mesin Renault pada balapan di Red Bull Ring. Menurut dia, Renault adalah pihak yang patut disalahkan atas kegagalan Sebastian Vettel menyelesaikan balapan hingga lap terakhir.

"Daya tahan mesin sungguh tak bisa diterima. Harus ada perubahan di Renault," kata dia seperti dilansir Planet F1.

Horner memberi ultimatum kepada Renault untuk segera membenahi performa mesin. Karena adanya larangan pengembangan mesin di tengah musim, Horner memberi waktu kepada pabrikan asal Prancis itu hingga musim depan.

Jika tidak ada perkembangan signifikan pada musim depan, ia mengisyaratkan akan mencari pemasok mesin baru pada 2016. Pernyataan Horner memicu spekulasi Red Bull akan memproduksi mesin sendiri pada 2016.

Tim yang bermarkas di Austria itu diniliai memiliki kekuatan finansial dan sumber daya yang cukup untuk memproduksi mesin.

"Kami tak ada keinginan untuk menjadi produsen mesin. Tapi, kami ingin bekerja dengan partner yang kuat," tampik Horner.

Bos Red Bull, Dietrich Mateshitz, turut buka suara terkait rumor keinginan Red Bull memproduksi mesin sendiri. Menurut dia, wacana tersebut tidak masuk dalam rencananya.

"Situasi saat ini sangat serius. Renault harus menjadikan pengembangan mesin sebagai prioritas," kata dia.

Deputi Direktur Teknik Renault, Rob White, memaklumi kekecewaan Red Bull. Ia pun mengakui performa mesin Renault musim ini sangat buruk.

"Kami sangat berkomitmen untuk melakukan perbaikan secepat mungkin. Kami sangat paham dengan ekspektasi yang diberikan pada kami," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement