Senin 23 Jun 2014 20:04 WIB

Prabowo Dianggap Aneh karena tak Membahas Palestina

Rep: c57/ Red: Joko Sadewo
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto bersiap memberikan paparan dalam debat calon presiden di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto bersiap memberikan paparan dalam debat calon presiden di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar politik dari LIPI, Ikrar Nusa Bakti, menyatakan permasalahan Palestina sudah menjadi concern pemerintah RI sejak masa pemerintahan presiden pertama RI, Soekarno, yang diteruskan oleh Presiden Soeharto.

Sudah seharusnya Palestina menjadi perhatian kedua capres dalam debat bertema politik internasional dan ketahanan nasional tadi malam. Apalagi Bung Karno dengan tegas mendukung kemerdekaan Palestina. "Jadi, aneh kalau Prabowo tidak membahas Palestina dalam debat kemarin," tutur Ikrar, Senin (23/6).

Apalagi saat Palestina membuka Kedutaan Besar (Kedubes) di Indonesia, operasionalnya dibantu pemerintah Indonesia, termasuk pembiayaan awalnya. "Seingat saya begitu," ujar Ikrar.

Pemerintah RI berpihak dan membantu perjuangan rakyat Palestina tidak hanya karena mayoritas rakyat Palestina dan Indonesia sama-sama beragama Islam, tetapi karena faktor kesamaan sejarah, sama-sama dijajah bangsa asing.

Menurut Ikrar, Palestina telah menjadi concern politik luar negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan. Sama seperti Indonesia menolak politik 'Apartheid' di Afrika Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement