Kamis 19 Jun 2014 12:00 WIB

Ciptadana Tawarkan Produk Pendapatan Tetap

Red:

JAKARTA -- PT Ciptadana Asset Management (CAM) meluncurkan produk reksa dana terbaru, yaitu CIPTA BOND. Produk baru ini sebagai bentuk diversifikasi investasi.

Direktur Pemasaran Ciptadana Paula Rianty Komarudin mengatakan, diversifikasi mutlak dilakukan dalam kondisi seperti ini. Sehingga, portofolio investasi memberikan tingkat pengembalian yang memadai sekaligus mampu meredam gejolak fluktuasi nilai pasar. Reksa dana ini, kata dia, akan diinvestasikan pada efek bersifat utang yang diterbitkan Pemerintah Republik Indonesia. "Minimal investasi ke efek bersifat utang sebesar 80 persen," kata Rianty di Jakarta, Rabu (18/6).

Reksa dana pendapatan tetap ini mempunyai keunikan dengan adanya potensi pembagian sebagian hasil investasi yang telah dibukukan dalam bentuk Unit Penyertaan baru setiap harinya. Penawaran umum atas unit penyertaan ini sampai satu miliar unit dengan harga Rp 1.000 per unit. Reksa dana telah ditawarkan mulai 18 Juni 2014 dengan target investor individu dan institusi. Bank Kustodian CIPTA BOND adalah Citibank.

Dengan berinvestasi dalam Reksa Dana CIPTA BOND, besarnya Pajak Penghasilan atas bunga dan atau diskonto obligasi yang dikenakan hanya sebesar lima persen sampai 2020 dibandingkan tarif normal sebesar 15 persen. Lebih lanjut, tingkat pengembalian yang diperoleh dari kupon obligasi relatif lebih stabil dibandingkan dengan tingkat suku bunga di pasar uang maupun deposito.

Rianty menambahkan, reksa dana ini melengkapi produk yang dimiliki perseroan. Sejak didirikan pada 1991, perseroan telah mengelola lima portofolio reksa dana. Kelima produk reksa dana CAM terbagi dalam dua portofolio, yaitu reksa dana saham dan reksa dana campuran.

Ia menjelaskan, alasan diterbitkannya produk baru tersebut. Menurutnya, dalam kondisi pasar modal Indonesia saat ini, investor selalu dihadapkan pada fluktuasi harga pasar dari waktu ke waktu. Fluktuasi ini disebabkan adanya persepsi dan reaksi yang berbeda dari para pelaku pasar dalam menyikapi kondisi ekonomi yang selalu berubah, baik domestik maupun global.

Fluktuatifnya pasar modal tidak jarang membuat investor enggan menginvestasikan dana di dalamnya. "Investor perlu mempertimbangkan risiko dan return dalam berinvestasi," jelasnya.Meski masih mengalami fluktuasi dalam jangka pendek, secara struktural tingkat suku bunga Indonesia akan mengalami penurunan pada masa mendatang. rep:friska yolandha  ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement