Kamis 19 Jun 2014 07:00 WIB

Sering Terlambat Sarapan Picu Kegemukan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Didi Purwadi
Roti isi bisa jadi alternatif sarapan penuh energi.
Foto: Prayogi/Republika
Roti isi bisa jadi alternatif sarapan penuh energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sarapan sering dianggap sebagai jadwal makan paling penting setiap hari. Namun, banyak juga orang yang sengaja melewatkan saraannya dengan alasan mengurangi kegemukan.

Penelitian terbaru di Universitas Alabama, Birmingham, menunjukkan bahwa melewatkan sarapan akan memicu kegemukan lebih tinggi dibandingkan Anda sarapan normal. Orang yang jarang sarapan akan sering melakukan 'ngemil' tidak sehat dan makan siang terlalu banyak.

Dalam sebuah artikel tentang mitos diet, British Heart Foundation (BHF) menyatakan orang yang jarang sarapan rentan terhadap godaan makanan berkalori tinggi dan makanan tidak sehat lainnya.

"Melewatkan sarapan dan jam makan bisa membuat Anda cepat lelah dan lapar. Akibatnya, Anda akan lebih berisiko mengonsumsi makanan tinggi lemak atau makanan ringan berkalori tinggi. Bahkan, orang-orang yang rajin sarapan akan cenderung mempertahankan berat badan yang sehat ketimbang mereka yang tidak," ujar peneliti, dilansir dari Medical News Today, Kamis (19/6).

Studi lain yang dilakukan Universitas Tel Aviv pada 2013 menemukan bahwa sarapan yang banyak dan makan malam sedikit lebih bagus untuk mengurangi berat badan dan mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung. Ini lebih baik ketimbang Anda sarapan sedikit namun makan malam yang besar.

Skema sarapan seperti ini diujicobakan pada 309 orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas yang tersebar di beberapa lokasi. Selama 16 pekan, kelompok ini secara khusus diberitahukan untuk mengontrol pola makan, khususnya sarapannya.

Orang yang meninggalkan sarapannya justri tidak mengalami penurunan berat badan ketimbang mereka yang teratur melakukannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement