Jumat 13 Jun 2014 04:00 WIB

Siapa Saja Yang Mengusik Netralitas TNI?

Personel Babinsa TNI AD mendengar arahan saat menerima jatah sepeda motor alokasi khusus
Foto: antara
Personel Babinsa TNI AD mendengar arahan saat menerima jatah sepeda motor alokasi khusus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program Imparsial Al Araf meyakini TNI akan memilih untuk netral dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 tetapi ada kekuatan di luar institusi itu yang berupaya memengaruhi dan menarik agar mendukung calon tertentu.

Kekuatan yang memengaruhi netralitas TNI di antaranya keterlibatan para purnawirawan yang aktif berpolitik setelah pensiun dari kesatuannya, kata Al Araf di Jakarta, Kamis.

Kemungkinan lain yang bisa memengaruhi netralitas adalah permainan politik uang dari para calon yang mengiming-imingi TNI baik secara personel maupun institusional. Namun, lagi-lagi Al Araf mengatakan, pengaruh politik uang relatif kecil.

"Kemungkinan lainnya adalah 'esprit de corps' atau semangat loyalitas kepada kesatuan. Ini memungkinkan terjadi bila ada purnawirawan yang mencalonkan diri sebagai kandidat," katanya.

Namun, bila melihat figur Prabowo Subianto, purnawirawan yang menjadi calon presiden, Al Araf menilai kemungkinan kecil faktor "esprit de corps" itu memengaruhi.

"Yang terakhir bisa memengaruhi netralitas TNI adalah karena mereka memang tidak profesional," ujarnya.

Al Araf menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertema "Netralitas TNI di Pilpres 2014". Selain Al Araf, pembicara lainnya adalah aktivis 1998 Fadjroel Rachman, Komisioner Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman dan musisi Adi KLa Project.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement