Rabu 11 Jun 2014 18:15 WIB

RMI Bantah Catut Nama Muhammadiyah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Mansyur Faqih
Koordinator Relawan Matahari Indonesia (RMI) Muhammad Izzul Muslimin menyerahkan sapu secara simbolis kepada Calon wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai simbol untuk membersihkan Indonesia dari Korupsi saat menghadiri deklarasi Relawan Matahari Indonesia (RMI
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Koordinator Relawan Matahari Indonesia (RMI) Muhammad Izzul Muslimin menyerahkan sapu secara simbolis kepada Calon wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai simbol untuk membersihkan Indonesia dari Korupsi saat menghadiri deklarasi Relawan Matahari Indonesia (RMI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Relawan Matahari Indonesia (RMI), Izzul Muslimin membantah bila kelompok pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang dibentuknya itu telah mencatut nama Muhammadiyah.

"Kami (RMI) tidak pernah mengklaim atau pun menyeret-nyeret Muhammadiyah ke ranah politik praktis," ujar Izzul kepada ROL saat ditemui di Gedung DPD, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/6).

Menurutnya, jika kemudian lambang RMI yang menyerupai logo Muhammadiyah dipersoalkan, maka relawan Surya Madani Indonesia (SMI) yang mendukung pasangan kandidat Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pun melakukan hal yang sama. 

Artinya, kata dia, para pengurus di jajaran Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) tidak bisa menuding pembentukan RMI sebagai sebuah kesalahan.

"Kalau langkah kami ini dianggap salah, seharusnya jangan ditiru. Toh logo mereka (SMI) itu juga menggunakan simbol matahari seperti kita, kok. Kalau mereka melakukan hal sama juga, itu artinya mereka sudah keliru dua kali, dong," tutur Izzul.

Ia menambahkan, Muhammadiyah secara keorganisasian selalu bersikap netral  dalam urusan politik. "Kalau kemudian yang terlibat di RMI adalah kader-kader Muhammadiyah, maka itu adalah atas nama pribadi, bukan organisasi," imbuhnya.

Karenanya, kata dia, persoalan ini tidak perlu dijadikan bahan pertentangan oleh sesama kader Muhammadiyah. Karena RMI hanya bentuk ijtihad di bidang politik, bukan akidah mau pun ibadah. 

"Di Muhammadiyah berbeda pandangan itu sudah biasa. Apalagi kita memahami betul, jika ijtihad itu salah maka pahalanya satu. Tapi kalau benar, maka pahalanya dua," kata mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Sebelumnya, Angkatan Muda Muhammadiyah mempersoalkan deklarasi RMI yang diprakarsai oleh Izzul Muslimin dan kawan-kawan. AMM menuding deklarasi tersebut secara eksplisit telah membawa-bawa nama untuk mendukung pasangan Jokowi-JK pada pilpres 9 Juli nanti.

"Saya khawatir, dukungan RMI itu bersifat provokatif dan mau memecah belah suara AMM yang saat ini masih diberi amanah," kata Wasekjen PP Pemuda Muhammadiyah, Abdul Rahman Syahputra, kepada ROL, beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement