Senin 09 Jun 2014 23:10 WIB

Profil: Tembok Solid Yunani di Brasil 2014

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Didi Purwadi
Pemain Timnas Yunani melakukan simulasi pertandingan dalam sesi latihan di Athena, Yunani, pada 22 Mei.
Foto: Reuters/Yorgos Karahalis
Pemain Timnas Yunani melakukan simulasi pertandingan dalam sesi latihan di Athena, Yunani, pada 22 Mei.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Kenangan kesuksesan merengkuh trofi Piala Eropa 2004 rasanya tidak akan pernah bisa dilepaskan dari timnas Yunani. Sama sekali tidak diunggulkan di gelaran Piala Eropa 2004, tim berjuluk Ethniki itu justru mengemparkan sepak bola Eropa.

Yunani sukses membenamkan mimpi tuan rumah Portugal untuk bisa meraih trofi Piala Eropa. Kesuksesan di tanah Portugal itu menjadi fondasi yang kuat buat perjalanan Yunani di tiga turnamen resmi berikutnya.

Yunani sukses menembus putaran final Piala Dunia 2010, Piala Eropa 2012, dan terakhir Piala Dunia 2014. Bahkan, di Piala Eropa 2012, Yunani mampu menembus babak perempat final.

Namun, jika berbicara kiprah di kancah Piala Dunia, Yunani layak untuk merasa kecewa. Seolah mengulangi kegagalan di Piala Dunia 1994, Yunani gagal total di Afrika Selatan 2010 dan harus puas finish di peringkat ketiga fase grup.

Satu-satunya sisi positif perjalanan Yunani di Piala Dunia 2010, mereka berhasil merenkuh kemenangan pertama mereka di putaran final Piala Dunia lewat kemenangan 2-1 atas Nigeria.

Tidak hanya itu, kesuksesan di Piala Eropa 2004 juga memberikan identitas baru terhadap Yunani, tim yang tidak ragu bermain bertahan dan melepaskan serangan balik cepat. Status ini pula yang terus dipertahankan Yunani, terutama dalam langkah mereka ke Brasil 2014.

Meski mendapatkan berbagai kritik lantaran pola permainan mereka yang cenderung negatif, tapi Yunani tetap bergeming. Jalan untuk meraih kemenangan tidak hanya melulu lewat permainan menyerang, tapi juga bisa diraih dengan tampil bertahan, tergantung dengan lawan yang mereka hadapi.

Gaya permainan inilah yang akan ditampilkan Yunani di Brasil 2014. Mimpi untuk lolos ke babak 16 besar dan melewati hadangan Jepang, Kolombia, Pantai Gading di Grup C pun menjadi target yang dinilai cukup realistis.

''Secara keseluruhan, gaya permainan kami tidak banyak berubah. Kami cukup solid dan sangat sulit buat tim lain untuk bisa mencetak gol ke gawang kami,'' kata kapten tim sekaligus salah satu pemain veteran Yunani, Giorgos Karagounis, seperti dikutip Four-Four Two.

''Saya tidak peduli dengan status yang disematkan orang kepada kami, apakah disebut dengan tim lebih bertahan atapun sebaliknya,'' katanya. ''Kami akan bermain dengan target lolos ke babak 16 besar dan kami akan bertarung habis-habisan sejauh kami bisa.''

Langkah Yunani untuk bisa menorehkan rekor lolos ke babak 16 besar agaknya diuntungkan dengan hasil undian putaran final Piala Dunia 2014. Bergabung di Grup C, Yunani lebih diunggulkan lantaran berasal dari Eropa.

Namun, Fernando Santos tidak mau sesumbar begitu saja. Pelatih yang menggantikan Otto Rehhagel itu menilai persebaran kekuatan di Grup C tersebar secara merata.

''Kolombia memiliki kekuatan di lini serang yang begitu luar biasa, sedangkan Pantai Gading berisi pemain-pemain berpengalaman dan kelas dunia seperti Didier Drogba. Kemudian Jepang bertekad untuk mengejutkan dunia sepak bola,'' kata Santos.

''Tapi, Yunani memiliki semua kesempatan untuk bisa melangkah ke babak 16 besar,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement