Senin 09 Jun 2014 20:20 WIB

Alberto Zaccheroni, Modal Pengalaman dan Nama Besar

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Didi Purwadi
Alberto Zaccheroni
Foto: AP/Koji Sasahara
Alberto Zaccheroni

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia, Jepang menjadi negara yang begitu sering mengontrak pelatih-pelatih asing. Dimulai dari penunjukan pelatih asal Prancis, Philippe Troussier, di gelaran Piala Dunia 2002 hingga keterlibatan legenda Brasil, Zico, dalam kiprah Jepang di Jerman 2006.

Kini, Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) mempercayakan kiprah tim Samurai Biru di Brasil 2014 kepada pelatih asal Italia, Alberto Zaccheroni.

Di Italia, nama Zaccheroni dianggap sebagai salah satu pelatih papan atas. Sejumlah tim-tim papan atas Italia sempat merasakan tangan dingin pelatih berusia 61 tahun tersebut, mulai dari Juventus, Lazio, dan Inter Milan.

Namun, puncak prestasi Zaccheroni adalah kala mengantarkan AC Milan merenkuh titel Serie A pada musim 1998/1999. Pengalaman inilah yang diharapkan bisa ditularkan ke timnas Jepang pada saat dirinya ditunjuk menukangi Keisuke Honda dan kawan-kawan pada Agustus 2010 silam.

Prestasi pun langsung mengikuti perjalanan timnas Jepang pasca penunjukan Zaccheroni tersebut. Tim Samurai Biru sukses menjadi tim terbaik di gelaran Piala Asia 2011.

Tidak cukup sampai disitu, Jepang juga mendominasi di panggung sepak bola di kawasan Asia Timur dengan menjuarai turnamen EAFF Piala Asia Timur pada 2013 silam.

Kini Zaccheroni bertekad membawa Jepang menorehkan prestasi, pertama kalinya mengantarkan Jepang ke babak perempat final Piala Dunia 2014.

''Saya telah 30 tahun berkiprah di dunia kepelatihan dan menjadi pelatih di salah satu kompetisi sepak bola paling sulit di dunia, Liga Italia. Pengalaman inilah yang akan sangat membantu saya dalam melatih tim ini,'' kata Zaccheroni di New York Times.

Selain pengalaman, pemahaman taktik Zaccheroni juga diharapkan mampu membawa Jepang menorehkan prestasi bagus di Brasil 2014.

Terlebih, meski baru pertama kali menukangi tim nasional, tapi Zaccheroni optimis lantaran banyaknya pilihan pemain yang tersedia untuk dipanggil untuk memperkuat tim Samurai Biru, baik yang berlaga di kompetisi Eropa maupun yang bermain di kompetisi domestik Jepang.

''Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk bisa membawa tim ini beradaptasi dengan kondisi yang mempengaruhi penampilan kami, baik dari segi kekuatan tim lain maupun dari kondisi cuaca dan iklim. Mungkin ada banyak tim kuat lain di Piala Dunia, tapi ajang ini menjadi kesempatan buat kami untuk bisa menunjukkan kuatnya tim ini,'' lanjut Zaccheroni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement