Jumat 06 Jun 2014 13:00 WIB

Unta 'Dalang' Virus Mers

Red:

Para dokter  meyakini dan menemukan bukti pertama bahwa virus mematikan flu arab atau akrab disebut Mers telah disalurkan dari unta ke manusia. Hewan tersebut diduga menjadi sumber pertama penyebaran  Mers.

BBC melaporkan, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmu Kedokteran Inggris telah menemukan virus yang identik dengan Mers di dalam unta dan pemiliknya.

Pemiliknya diketahui seorang pria berusia 44 tahun yang berasal dari Arab Saudi pun. Dia telah meninggal akibat infeksi tersebut. Pria itu sempat dirawat di rumah sakit Universitas King Abdulazis di Jeddah.

Ia dilaporkan mempunyai sembilan unta yang sakit sebelum pria tersebut dinyatakan terinfeksi. Catatan kesehatan ini pun menunjukkan, ia merawat untanya menggunakan obat tetes hidung. Sebuah analisis dari sample virus yang diambil dari unta dan pasiennya menunjukkan gen penyakit dari keduanya identik.

“Data ini menyebutkan bahwa kasus infeksi Mers pada manusia ini ditransmisikan melalui kontak langsung dengan unta yang terjangkit,” kata laporan tersebut.

Tercatat, terdapat setidaknya 681 kasus virus Mers yang menyebabkan 204 penderitanya meninggal sejak virus tersebut terdeteksi pada Juni 2012. Virus ini juga menimbulkan kegelisahan kepada sejumlah jamaah yang ingin melaksanakan ibadah di Tanah Suci.

Jonathan Ball, profesor ilmu pengetahuan virus di Universitas Nottingham, mengatakan, semua bukti menunjukan unta sebagai pelakunya. “Ini mungkin menjadi kasus pertama ketika virus tersebut identik,” jelasnya.

“Salah satu yang belum berhasil dipecahkan adalah apakah ini merupakan transmisi respiratori (pernapasan) atau bukan. Pria tersebut merawat unta menggunakan obat tetes hidung, tetapi juga terdapat virus di dalam susu unta,” tambahnya.

Profesor Paul Kellam dari Wellcome Trust Sanger Institute di Cambridge mengatakan, penelitian ini memperjelas unta sebagai sumber virus Mers. “Meskipun begitu, dengan berbagai penelitian yang akhir-akhir ini juga dipublikasikan, unta hanya merupakan sampel setelah pasien manusia didiagnosis.”

Kalangan peneliti hingga kini belum menemukan bukti Mers telah menyebar dari manusia ke manusia. Badan kesehatan dunia (WHO) pun belum memberikan lampu merah, seperti halnya penyakit pernapasan lain, SARS.  

Arab Saudi telah mengumumkan adanya peningkatan jumlah penderita Mers yang meninggal hingga 50 persen. Peningkatan jumlah korban meninggal ini didapatkan setelah pemerintah kembali mengolah data lama yang menunjukan jumlah penderita terinfeksi pada 2012 lebih tinggi lima kali lipat dari angka yang sebelumnya.

 

Sehingga, jumlah total dari kasus terjangkitnya virus ini mencapai angka 688 kasus. Sedangkan, jumlah korban meninggal mencapai angka 282 orang. Kenaikan angka kematian akibat virus di Arab Saudi ini berubah menjadi 41 persen.

Virus ini diketahui dapat menyebabkan gejala seperti batuk, demam, serta pneumonia.  Kementerian kesehatan mengatakan, meskipun jumlah kasus tersebut meningkat, angka infeksi terlihat melambat. Sebanyak 353 orang telah sembuh dan 53 pasien lainnya masih dirawat.

“Meskipun jumlah kasus tersebut meningkat dari laporan yang sebelumnya dipublikasikan, kami melihat adanya penurunan jumlah dalam beberapa kasus baru yang dilaporkan beberapa pekan terakhir,” kata Tariq Madani, kepala Dewan Penasihat Ilmiah Kementerian Kesehatan, seperti dilansir dari Aljazirah.

rep:dessy suciati saputri ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement