Jumat 06 Jun 2014 13:00 WIB

Haftar Lolos dari Pembunuhan

Red:

BENGHAZI -- Pensiunan Jenderal Khalifa Haftar selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan padanya, Rabu (4/6). Haftar yang juga merupakan pemimpin kelompok Tentara Nasional Libya (LNA) selamat setelah bom bunuh diri meledak di depan markas pergerakannya di dekat Benghazi.

"Saya baik-baik saja," ujar Haftar kepada stasiun televisi lokal Libya, Al Oula, Rabu (4/6).

Haftar  merupakan tokoh utama di balik memanasnya situasi Libya belakangan ini. Pemimpin  LNA telah menyerukan permusuhan dengan kelompok Ansar al-Syariah dan bersumpah untuk membersihkan Libya dari kelompok teroris. Haftar juga menyalahkan kelompok Ikhwanul Muslim sebagai salah satu penyebab ketidakstabilan.

Laporan menyebut, seorang pelaku bom bunuh diri membawa sebuah jeep penuh bahan peledak ke arah rumah yang diketahui menjadi markas pertemuan Haftar. Pelaku meledakkan jeep saat penjaga mencoba menghalangi di depan pintu masuk.

Ia dilaporkan hanya mengalami luka ringan dan telah mendapat perawatan di rumah sakit. Haftar  menegaskan, akan merespons tegas upaya pembunuhannya itu. Kantor berita Libya, LANA mengabarkan, setidaknya lima orang tewas dalam serangan bom bunuh diri tersebut. Tiga orang juga dilaporkan mengalami luka-luka. Salah satu orang yang terluka adalah Jenderal Sagr Al Jerushi.

Al Jerushi mengatakan, ia bersumpah akan membalas serangan teroris yang dialaminya. Kepala Divisi Udara Libya itu mengalami luka ringan karena tidak langsung berada dekat dengan lokasi pengeboman.

Hingga saat ini, belum diketahui pihak yang mendalangi penyerangan itu. Tapi, juru bicara Haftar Mohamed Hijazi menduga hal itu dilakukan kelompok yang mereka tuding sebagai Islam garis keras.

Beberapa jam setelah serangan di kediaman Haftar, Angkatan Udara Libya melakukan pengeboman di dekat basis kelompok Anshar al-Syariah. Bom itu merupakan balasan atas serangan di kediaman Haftar.

Haftar selama ini tak mengakui pemerintahan saat ini yang dianggap lemah. Haftar pun telah dicap sebagai pembelot.  Serangan di markas Haftar terjadi pada hari yang sama saat terbunuhnya salah satu anggota Komite  Palang Merah Internasional (ICRC) dari Swiss. Michael Greub (42) yang menjadi Kepala Subdelegasi Nasional ICRC di Misrata Libya tewas setelah ditembak orang tak dikenal.

Secara terpisah, Mahkamah Agung Libya, Kamis (5/6), menilai, pemilihan Ahmed Maiteeq sebagai perdana menteri ilegal. Maiteeq tak memiliki legitimasi memimpin Libya. Pengacara Maiteeq langsung mengajukan banding atas keputusan tersebut. Bulan lalu, parlemen memiilih Maiteeq dalam pemungutan suara yang berlangsung kisruh.

rep:c66/reuters  ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement