REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat akan menentukan sikap terkait dukungannya terhadap salah satu pasangan capres-cawapres pada Ahad (1/6). Keputusan tersebut akan menjadi sikap resmi partai untuk berkoalisi secara informal dalam mendukung salah satu pasangan.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, setiap kader Demokrat harus taat dan tunduk terhadap apapun keputusan partai. Jika tidak, kata dia, kader yang bersangkutan akan diberi sangsi tegas sesuai dengan mekanisme partai yang ada.

"Semua harus mengikuti dan patuh apapun besok keputusannya. Kalau tidak pasti ada sanksi," katanya saat dihubungi, Sabtu (31/5). Tetapi Max belum mau menjelaskan sanksi seperti apa yang dimaksud.

Meski sudah ada beberapa kader Demokrat yang telah mendukung salah satu dari pasangan capres-cawapres, Max mengatakan hal itu merupakan sikap pribadi yang bersangkutan. Tetapi, ketika partai telah menyatakan sikap, semua harus patuh dan tidak boleh berseberangan dengan keputusan resmi partai.

Ketika disinggung apakah partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut pasti akan mendukung pasangan Prabowo-Hatta, Max hanya menjawab diplomatis. "Kita tunggu besok saja bagaimana sikap partai," ujarnya.

Sinyal dukungan dari Demokrat ke pasangan Prabowo-Hatta memang semakin menguat. Sebelum Demokrat memutuskan sikapnya, Prabowo-Hatta dijadwalkan akan memaparkan visi misinya di hadapan para kader partai berlambang segitiga mercy itu di Hotel Sultan Jakarta, Ahad (1/6).

Sinyal itu diperkuat oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati yang menyatakan bahwa sikap netral yang diambil saat Rapimnas beberapa waktu lalu hanya dalam pengusungan capres-cawapres secara formal di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tetapi secara informal, kata Andi, Demokrat tidak menutup kemungkinan untuk mendukung salah satu kandidat yang ada.

Partai Demokrat juga mengatakan akan mendukung calon yang mempunyai komitmen untuk meneruskan program dan kebijakan Presiden SBY selama memerintah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika