Senin 19 May 2014 11:47 WIB

Menjaga Kesehatan Paru

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Menyambangi taman kota yang minim polusi bisa menjadi cara menjaga kesehatan paru.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Menyambangi taman kota yang minim polusi bisa menjadi cara menjaga kesehatan paru.

REPUBLIKA.CO.ID, Paru adalah satu-satunya organ bagian dalam tubuh manusia yang kontak langsung dengan dunia luar. Bahan dari luar tubuh dapat masuk ke dalam organ vital ini melalui hirupan. 

Saat bernapas, zat apa pun masuk melalui hidung, kemudian melewati tenggorokan dan masuk ke paru.

Paru berperan sebagai penyuplai oksigen. Begitu masuk ke paru, oksigen akan dialirkan menuju jantung dan didistribusikan darah ke seluruh tubuh. Oleh organ tubuh oksigen diubah menjadi energi penopang fungsi organ. 

“Jantung pun dapat berdetak dan kita bisa aktivitas untuk hidup,” ujar dr Agus Dwi Susanto SpP(K) dari Divisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Selain itu, keberadaan paru juga mempermudah sejumlah obat untuk masuk ke dalam tubuh. Obat tak perlu ditelan atau dialirkan lewat pembuluh darah, cukup dihisap untuk masuk langsung ke dalam paru, sehingga memudahkan dokter dalam membantu mendeteksi penyakit paru.

Di lain sisi, implikasi negatif dari karakteristik paru tersebut juga ada. Bahan-bahan berbahaya di udara luar mudah terhirup dan masuk ke dalam paru. Kuman, seperti bakteri, jamur, virus, dan basil mudah masuk ke dalam paru. 

“Begitu juga dengan debu, uap, gas berbahaya, asap, partikel mikro, dan bahan berbahaya lainnya,” jelas Agus dalam acara peluncuran program Combi Hope Heathy Living Education di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Agus menjelaskan, bahan-bahan berbahaya tersebut bersumber dari polusi udara, asap rokok, sumber infeksi dari luar, lingkungan sekitar yang tidak bersih, dan sumber lainnya. Polusi udara ada yang terjadi secara alami, ada pula yang disebabkan aktivitas manusia, seperti kegiatan industri dan pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. 

Sejumlah polutan yang menyebabkan polusi udara adalah karbonmonoksida (CO), ozon, partikel (pm), volatile organic compunds (VOC), nitrogen oxide (Nox), sulfur dioxide (SO2), asap rokok, dan kuman.

Karbonmonoksida merupakan salah satu bahan berbahaya yang berasal dari polusi udara dan asap rokok. Karbonmonoksida mengikat hemoglobin darah 300 kali lebih kuat daripada ikatannya pada oksigen. 

Ikatan CO tersebut dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Orang yang mengalaminya bisa sakit kepala atau sulit bernapas. Karbonmonoksida juga memicu penyempitan pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung koroner, stroke, impotensi, dan infertilitas. 

Polusi udara pun dapat menyebabkan iritasi saluran napas, sakit jantung dan pembuluh darah, stroke, infeksi paru, kanker paru, bronkitis, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Sementara itu, asap rokok secara spesifik dapat menyebabkan kanker mulut, luka di lambung, sakit jantung, gigi kuning dan plak gigi, gangguan ibu hamil dan bayi, TBC, dan kanker paru. 

“Iritasi saluran napas, asma, dan PPOK juga bisa melanda orang yang terdampak asap rokok,” ungkap dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, ini. 

Agar paru sehat, Agus menyarankan, setiap individu menjaga kebersihan diri. Terapkan pola hidup sehat dengan cukup minum, cukup tidur, menyantap makanan bergizi seimbang, tidak merokok, dan olahraga secara teratur. 

Langkah terpenting ialah menghindari polusi udara. Caranya bagaimana? “Gunakan masker yang memiliki kemampuan filtrasi 95 hingga 100 persen.” 

Selain itu, usahakan seminggu sekali pergi ke daerah segar tanpa polusi. Misalnya, berekreasi ke taman. “Jika paru berfungsi baik dan sehat maka tubuh akan sehat,” komentarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement