Senin 19 May 2014 10:19 WIB

Serba-Serbi Jerawat

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Jerawat (ilustrasi)
Foto: stylecraze.com
Jerawat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah memasuki masa puber, siapa pun bisa berjerawat. Tak hanya kaum Hawa, kaum Adam pun tak aman dari serangan jerawat. Serangannya paling gencar terjadi saat puncak perubahan hormonal.

Lewat masa pubertas, jerawat pun masih mungkin mengusik penampilan. Akan tetapi, frekuensi serangannya akan berkurang di usia dewasa. 

“Tipe kulit, keadanan hormonal, dan kebiasaan mencuci wajah sehari-hari turut memengaruhi pertumbuhan jerawat,” jelas ahli estetika medis dari Gaya Spa dr Lisa Silvani.

Jerawat akan muncul saat produksi sel sedang berlebihan. Ketika itu terjadi, pori-pori akan tersumbat. Pengeluaran minyak kulit (sebum) pun menjadi terhambat. 

“Jerawat bisa disebabkan juga oleh ketidakseimbangan hormonal, infeksi bakteri, dan produksi minyak yang berlebihan,” papar Lisa.

Jerawat tidak hanya dapat tumbuh di wajah. Dada, punggung, lengan atas, dan kepala pun bisa berjerawat. Sebab, jerawat merupakan peradangan akibat kelenjar sebasea. Hampir seluruh bagian tubuh manusia memiliki kelenjar tersebut kecuali telapak kaki dan tangan.

Jerawat tak selalu muncul dengan wujud yang serupa. Ada jerawat tipe noninflamasi atau tanpa peradangan, yakni komedo putih dan komedo hitam. Komedo yang belum terbuka (komedo putih) dan komedo yang sudah terkena paparan (komedo hitam) harus dikeluarkan. 

“Komedo harus diangkat agar tidak terjadi penumpukkan massa dan menyebabkan peradangan,” saran dr Nenden LS Prabu SpKK.

Sedangkan, jerawat inflamasi ada tiga macam, yaitu papul yang berwarna kemerahan, pustul; jerawat yang terdapat nanah di dalamnya, dan nodul; jerawat yang besar dan keras. Ketiga jenis jerawat ini tidak boleh dipencet. Cara terbaik untuk menanganinya ialah dengan menghilangkan peradangannya, misalnya dengan obat antibiotik 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement