REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang berpendapat, kegagalan calon perempuan yang lolos ke Senayan dalam Pemilu Legislatif dan DPD 9 April 2014 merupakan kehendak alam.
"Kegagalan ini dapat dibaca dalam konteks natural selection sebagai kehendak alam dalam sebuah pertarungan," kata Ahmad Atang, di Kupang, Sabtu (10/5), terkait tidak ada keterwakilan perempuan NTT di tingkat nasional dalam Pemilu 9 April 2014.
Hasil Pemilu 2014 dari NTT justru minus caleg perempuan yang lolos ke Senayan, baik sebagai DPR maupun DPD. Tidak seperti pada pemilu-pemilu sebelumnya yang ada keterwakilan perempuan, padahal banyak perempuan yang memiliki kapasitas menjadi DPR dan DPD.
Caleg-caleg perempuan telah melakukan kerja-kerja politik yang luar biasa, tapi hasil akhir tidak ada satupun yang terpilih.Menurut dia, kegagalan ini juga harus dilihat sebagai sebuah konsekuensi logis dari usaha memperebutkan kursi.
Regulasi menegaskan kuota 30 persen perempuan bukan bermakna hadiah tetapi memberi kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk memperebutkan kursi yang tersedia, kata Pembantu Rektor I UMK ini.
Karena itu, kegagalan ini harus menjadi pelajaran dan bahan evaluasi sekaligus perenungan, khususnya bagi anggata DPR maupun DPD yang masih menjabat saat ini dalam membangun marketing politik ke depan.
Hal ini perlu dilakukan karena model kampanye yang dilakukan oleh caleg perempuan kemarin justru membangun agitasi maskulin dengan mengeksploitasi berlebihan untuk memilih caleg perempuan tanpa memperkuat basis ideologis perjuangan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
