Sabtu 10 May 2014 12:39 WIB

PDIP: Pemenang Pemilu Adalah Uang

Rep: Muhammad Ibrahim Hamdani/ Red: Muhammad Hafil
Tjahjo Kumolo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca rekapitulasi suara nasional Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), perwakilan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tjahjo Kumolo, menyatakan pemenang pemilihan umun (pemilu) legislatif 2014 ini adalah uang.

"Politik uang masih merajalela dalam pemilu legislatif 2014 ini. Yang menang adalah uang. Hal ini menjadi salah satu sebab utama mengapa PDIP sejak awal selalu mengkritisi KPU. Namun, itu semua semata-mata demi kebaikan bersama," tutur Tjahjo di Gedung KPU, Sabtu dini hari (10/5).

Bagi PDIP, ujar Tjahjo, kehilangan satu suara maupun penggelembungan satu suara merupakan noda dalam pelaksanaan demokrasi. Hal ini harus menjadi catatan dan evaluasi kita bersama.

Namun PDIP juga memberikan acungan dua jempol untuk kinerja KPU, papar Tjahjo, yang dinilai mampu membangun proses demokrasi lebih baik dari KPU dan pemilu periode sebelumnya. Proses Rekapitulasi tahap akhir ini harus mampu melindungi hak rakyat yang berdaulat dan melaksanakannya melalui partai politik (parpol). 

Apresiasi juga ia berikan untuk Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), serta pers dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu.

PDIP, lanjut Tjahjo, juga melihat semua aparat keamanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (POLRI), terjaga netralitasnya dalam pemilu legislatif 2014. Ini jelas berbeda dengan pemilu sebelumnya, 2004 dan 2009, dimana aparat keamanan terlihat tidak netral.

Dalam pemilu 2014 ini, jelas Tjahjo, kebijakan KPU dan Bawaslu untuk tidak bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan hal yang patut diapresiasi khusus. Ini menunjukkan netralitas KPU dan Bawaslu dalam pemilu legislatif 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement