Rabu 07 May 2014 17:22 WIB

Mendikbud Pastikan Siswa Tak Dirugikan Soal UN

Rep: dyah ratna meta novia / Red: Djibril Muhammad
Menteri Pendidiakan dan Budaya (Mendikbud), M Nuh, melakukan inspeksi mendadak (sidak) kesiapan ujian nasioanal (UN) SMA dan SMK pada rayon 8 yang berpusat di SMAN 112 Jakarta, pagi tadi (14/4).
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Pendidiakan dan Budaya (Mendikbud), M Nuh, melakukan inspeksi mendadak (sidak) kesiapan ujian nasioanal (UN) SMA dan SMK pada rayon 8 yang berpusat di SMAN 112 Jakarta, pagi tadi (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, terkait Ujian Nasional (UN) SMP yang soalnya hilang atau tidak ada, akan menjadi bonus bagi anak-anak yang mengikuti UN.

"Soal UN Bahasa Indonesia nomor 13 yang hilang, dipastikan tidak akan merugikan para siswa. Kalau soal itu tidak ada maka akan menjadi bonus bagi para  siswa," kata Nuh, Rabu, (7/5).

Sedangkan nomor ganda, terang Nuh, akan di-score dengan dua scoring dan diambil yang menguntungkan siswa. "Makanya siswa tidak perlu panik dengan hal ini," terangnya.

Di tempat terpisah, Koordinator Tim Posko Pengaduan UN Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Fachrudin mengatakan, FSGI sampai saat ini masih menerima pengaduan terkait kekacauan UN SMP hari pertama dari beberapa guru dan orang tua siswa yang khawatir anaknya tak lulus akibat  adanya soal yang tidak lengkap maupun soal yang tidak ada.

Laporan terkait kasus ini, ujar Fachrudin, berasal dari Makassar, Ponorogo, dan Bandung. "Kepanikan melanda para siswa karena sebagian soal nomor 45 UN mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak ada," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator tim Litbang Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) Slamet Maryanto mengatakan, soal nomor 1 sampai dengan 7 di halaman 3 dan 4 juga tidak ada. Di akhir soal juga tidak ada, yaitu soal nomor 46 sampai 50 di hal 21 dan 22.

"Banyaknya soal yang tidak ada atau tidak lengkap tentu saja tidak bisa diselesaikan oleh pengawas ruang maupun panitia sekolah. Makanya wajar jika guru dan orangtua jadi galau," ujar Slamet.

Ketua FMGJ Heru Purnomo menambahkan, FSGI juga menerima laporan kecurangan UN SMP yang diduga bersumber pada oknum penjualan kunci jawaban. "Laporan dugaan ada jual beli kunci jawaban berasal dri Jakarta, Bandung, dan Bekasi," katanya.

Ihwal penangkapan, ujar Heru, ketika peserta UN kedapatan hendak mencontek jawaban via telepon selulernya. Setelah diinterogasi ternyata yang bersangkutan mendapatkan kunci jawaban dengan membeli dari oknum bimbingan belajar, namun belum diketahui oknum tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement