Ahad 27 Apr 2014 01:12 WIB

Usulkan SBY Jadi Cawapres, Sekjen PPP Minta Maaf

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Indira Rezkisari
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rommy Romahurmuzy
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rommy Romahurmuzy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons munculnya pendapat yang menyebut dia bisa mengisi posisi calon wakil presiden (cawapres). SBY menilai pendapat itu seolah ingin mengolok-olok dirinya.

 

Mendengar pernyataan SBY, Sekretaris Jenderal DPP PPP M Romahurmuzy pun tahu diri. Politisi yang akrab dipanggil Romy ini memang pernah memunculkan nama SBY sebagai sosok cawapres pada pemilu kali ini pada 10 April lalu. 

 

"Usulan ini jauh dari dimaksudkan untuk mengolok-olok atau merendahkan SBY," ujar Romy dalam keterangan pers tertulisnya, Sabtu (26/4).

 

Romy mengatakan menyebut nama SBY berdasar pada hasil survei. Ia mengatakan, SBY masih dinilai mempunyai elektabilitas yang tinggi, tak kalah dibandingkan tokoh yang selama ini muncul.

 

Selain itu, Romy juga melihat realitas politik di mana masih adanya kebuntuan untuk mencari pasangan koalisi. "Usulan ini juga muncul mengingat dedikasi, pengalaman, kepiawaian berpolitik, dan kedikenalan dunia internasional seorang SBY," kata dia.

 

Wacana munculnya koalisi keempat juga, menurut Romy, menarik perhatiannya. Selain pimpinan koalisi seperti PDI Perjuangan, Gerindra, dan Partai Golkar, ada kemungkinan muncul koalisi poros yang lain. Ia menilai, calon presiden dari poros tersebut bisa menjadi alternatif. 

 

Romy menilai jika capres tersebut disandingkan dengan SBY, maka bisa jadi akan menjadi pasangan yang diperhitungkan.

 

Karena itu, Romy merasa tak enak hati setelah SBY melontarkan pernyataan atas wacana cawapres itu. Ia menghormati pendapat SBY yang menilai usulan tersebut hanya berupaya mengolok-olok. Namun, Romy kembali menegaskan tidak ada maksud untuk melontarkan wacana negatif. 

 

"Saya juga meminta maaf secara pribadi kepada pak SBY apabila wacana yang saya gulirkan menimbulkan kesan mengolok-olok atau melecehkan jabatan presiden, yang sejak semula hal tersebut sama sekali tidak diniatkan," ujar Ketua Komisi IV RDPR RI itu.

 

Bukan hanya dari Romy, usulan SBY menjadi cawapres ini juga pernah dilontarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Pada Kamis (24/4), tersangka kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu sempat berkomentar mengenai kemungkinan tokoh yang bisa diusung Partai Demokrat ketika berkoalisi. Menurut dia, SBY bisa dikedepankan. 

 

"Pak SBY diajukan sebagai calon wakil presiden," kata dia.

 

Menurut Anas, perolehan suara Partai Demokrat yang berkisar 10 persen dapat menjadi modal untuk membangun salah satu koalisi. Untuk pasangan yang akan diusung, menurut dia, SBY bisa menjadi salah satunya. 

 

Sementara capresnya, menurut dia, dapat berasal dari pemenangan Konvensi Partai Demokrat. Mengenai sosok SBY, ia menilai, dapat diukur elektabilitasnya dengan survei. "Kalau disurvei, sebagai cawapres, menurut saya, cawapres yang paling tinggi angkanya pasti Pak SBY," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement