Ahad 13 Apr 2014 20:31 WIB

Dua Opsi Demokrat untuk Pilpres 2014

Rep: Irfan Fitrat/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua DPP Bidang Komunikasi Publik Partai Demokrat, Andi Nurpati
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua DPP Bidang Komunikasi Publik Partai Demokrat, Andi Nurpati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil hitung cepat (quick count) menunjukkan perolehan suara Partai Demokrat menurun dibandingkan Pemilu 2009.

Berdasarkan hasil hitung cepat Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Partai Demokrat hanya memeroleh 10,02 persen suara. Kondisi ini membuat partai berlambang bintang mercy itu menyiapkan dua opsi.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, partainya bisa membangun koalisi untuk mengusung calon presiden (capres).

Opsi lainnya, Partai Demokrat mendukung capres partai lain dan mengusung calon wakil presiden (cawapres). "Tergantung pada keputusannya nanti," kata dia, selepas acara diskusi di Cikini, Jakarta, Ahad (13/4).

Andi mengatakan, internal Partai Demokrat sudah membicarakan berbagai kemungkinan peta koalisi setelah penyelenggaraan Pemilu Legsilatif (Pileg).

Menurutnya, sudah ada perkiraan pula mengenai konfigurasi tiga capres dan kemungkinan adanya calon keempat. "Konfigurasi keempat adalah partai tengah kalau digabung itu juga bisa mengusung sendiri (capres)," kata dia.

Dengan membentuk koalisi, Andi mengatakan, ada kemungkinan Partai Demokrat mengusung capres sendiri. Menururt dia, sosok capres itu akan berdasarkan pada hasil Konvensi Capres Partai Demokrat yang diikuti sebelas nama.

Namun apabila opsi lain yang diambil, ia mengatakan, partainya dapat mengusulkan nama cawapres. "Peserta Konvensi pun bisa menjadi kandidat Cawapres," ujar dia.

Sekarang ini, menurut Andi, belum ada keputusan pasti mengenai arah langkah Partai Demokrat. Ia juga mengatakan konfigurasi capres masih cair, sehingga komunikasi politik terus berjalan.

Ia mengatakan, Partai Demokrat pun terbuka untuk menjalin komunikasi. "Dan tentunya memang Demokrat juga banyak yang menghubungi, ke mana arahnya Demokrat, seperti apa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement