Jumat 04 Apr 2014 14:37 WIB

Ini Alasan Kampanye Tidak Berpengaruh

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Muhammad Hafil
 Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa, dan Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Amien Rais, menghadiri kampanye akbar PAN di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (3/4).  (Antara/Ismar Patrizki)
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa, dan Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Amien Rais, menghadiri kampanye akbar PAN di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (3/4). (Antara/Ismar Patrizki)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Indikator Politik memaparkan alasan kampanye sudah tidak memiliki pengaruh dalam meningkatkan elektabiltas partai. Sebab, mereka dinilai tidak punya ideologi dan memiliki rekam jejak buruk.

Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, pemilih akan melihat parpol berdasarkan dua faktor. Pertama adalah rekam jejak parpol dan figur yang menjadi magnet elektoral.

“Sekarang bukan lagi kampanye, tapi siapa figur di balik parpol tersebut,” kata Burhan dalam rilis 'Efek Kampanye dan Efek Jokowi: Elektabilitas Partai Jelang Pemilu Legislatif 2014 di Hotel Sari Pan Pasific, Jumat (4/4).

Dia mengatakan, saat masyarakat melihat rekam jejak parpol, mereka mengetahui, sebagian besar dianggap buruk, apalagi yang punya masalah hukum karena dugaan korupsi. Apalagi, parpol sekarang sudah tidak memiliki platform yang jelas.

Mereka sengaja membuat ideologinya kabur untuk dapat menyasar semua kalangan masyarakat. Alasannya, sekarang ini terlalu banyak parpol yang ikut berperan dalam pemilu, sehingga, tidak bisa dibentuk segmen khusus.

“Makanya pemilih sudah enggan melihat janji-janji parpol, mereka tidak yakin lagi karena ideologinya sudah tidak jelas,” ujar dia.

Burhan menambahkan, masyarakat sekarang tinggal melihat figur parpol yang menjadi magnet elektoral. Dan menurutnya, sistem tersebut akan mematikan parpol karena mereka menggiring mood pemilih pada seseorang, bukan partai.

“Parpol itu harus disederhanakan. Dengan begitu, jenis parpol akan lebih jelas,” ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement